Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam
melakukan pembelian barang dan jasa secara terus-menerus harus selalu
diperhatikan oleh perusahaan dengan demikian perusahaan perlu mengamati
loyalitas konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Sebaliknya pelanggan yang tidak loyal
kepada suatu merek, pada saat mereka melakukan pembelian akan merek tersebut,
pada umumnya tidak didasarkan karena ketertarikan mereka pada mereknya tetapi
lebih didasarkan pada karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya
ataupun berbagai atribut lain yang ditawarkan oleh merek produk alternatif.
Loyalitas merek (brand loyalty) “merupakan suatu ukuran keterlibatan pelanggan kepada
sebuah merek”. (Durianto, dkk, 2001 : 126). Ukuran ini mampu memberikan
gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk
lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik
menyangkut harga ataupun atribut lainya.
Fungsi Loyalitas Merek
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi aset strategis bagi perusahaan. Berikut
ini adalah beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan: (Durianto, ddk, 2001 : 127).
a.
Reduced marketing cost (mengurangi biaya
pemasaran)
Dalam kaitanya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah mempertahankan
pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan baru, jadi
biaya pemasaran akan mengecil jika brand
loyalty meningkat. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah
mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
b.
Trade leverage
(meningkatkan perdagangan)
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan
perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan
bahwa pembeli ini akan membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka
selama ini.
c.
Attracting new
customers (menarik minat pelanggan baru)
Dengan
banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek tersebut
akan menimbulkan perasaan yakni bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi merek
tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung resiko tinggi.
Disamping itu, pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek tersebut
kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan menarik pelanggan baru.
d.
Provide time to
respond to competitive threats (memberi waktu untuk merespon ancaman
persaingan)
Brand loyalty
akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan
pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan
yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui
produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisirkan.
Dalam kaitanya dengan
brand loyalty suatu produk, didapat
adanya beberapa tingkatan brand loyalty.
Adapun tingkat brand loyalty tersebut
adalah sebagai berikut : (Durianto, dkk, 2001 : 128)
a.
Switcher (berpindah – pindah)
Pelanggan yang berada
pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat
paling tinggi. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta
memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.
b.
Habitual buyer (pembeli yang bersifat
biasa)
Pembeli yang berada
dalam tingkatan loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas
dengan merek produk yang dikonsumsi atau setidaknya mereka tidak mengalami
ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
pembeli ini dapat membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama
ini.
c.
Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan
biaya peralihan)
Pada tingkatan ini,
pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek
tersebut, meskipun demikian mungkin saja memindahkan pembeliannya ke merek lain
dengan menanggung switching cost
(biaya peraliha) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang
melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
d.
Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk
dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh- sungguh menyukai
merek tersebut. Rasa suka pembeli biasanya didasari oleh asosiasi yang terkait
dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang
dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
e.
Committed buyer (pembeli yang komit)
Pada tahap ini pembeli
merupakan pelanggan yang setia. Pada tingkatan ini, salah satu aktualitas
loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan
merek tersebut kepada pihak lain.
Suatu
produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merek (brand). Merek dapat dipakai sebagai alat
untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli baik melalui periklanan
maupun kegiatan promosi yang dilakukan.
Apabila
konsumen sudah mendapatkan bahwa merek yang dipakai pada saat ini dapat
dipercaya, ini menjadi informasi penting baginya. Maka tidak ada inisiatif
untuk mencari merek lain. Ia akan kembali dan membeli setiap kali kebutuhannya
timbul dan loyal pada merek tersebut, walaupun pada suatu saat akan ada
perubahan pada merek tersebut.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna
yang ingin disampaikan maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan,
yaitu : Tjiptono, (1997 : 106)
1)
Merek harus khas dan unik.
2)
Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat
produk dan pemakaiannya.
3)
Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4)
Merek mudah diucapkan, dikenal dan diingat.
5)
Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk didengar
dan dalam bahasa lain.
6) Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru
yang mungkin ditambahkan kedalam lini produk.
Merek disini berarti suatu ciri-ciri khusus pada barang sehingga mudah
untuk dibedakan dengan merek lain sehingga konsumen tidak sukar untuk
mendapatkannya dan tidak beralih ke merek lainnya.
Mendapatkan konsumen loyal merek adalah sesuatu yang paling berharga jika
konsumen tersebut ternyata adalah pengguna berat produk. Konsumen loyal pada
merek perusahaan atau merek pesaing, ada beberapa strategi yang dapat digunakan
dan sangat berguna yaitu : ( Peter, dkk,
2000 : 163)
a) Jika satu-satunya segmen yang paling
menguntungkan adalah pengguna berat loyal merek, berfokuslah pada pengalihan
loyalitas konsumen kepada merek perusahaan.
b) Jika ada pengguna sedang loyal merek yang
cukup besar jumlahnya, berfokuslah untuk meningkatkan tingkat penggunaan merek
atas merek perusahaan.
c) Jika ada pengguna berat pengabai merek dengan
jumlah cukup besar, cobalah untuk membuat nama merek perusahaan sebagai ciri
utama dan atau kembangkan suatu keunggulan relatif yang baru.
d) Jika ada pengguna sedang pengabai merek dalam
jumlah yang cukup, upayakan untuk membuat nama merek perusahaan sebagai satu
ciri yang utama, dan tingkatan pengguna merek perusahaan diantara konsumen
mungkin dengan menemukan keunggulan relatif yang dapat bertahan lama.
RUJUKAN
- Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi Enam, Cetakan Ketigabelas, Jakarta :Rineka Cipta.
- Biro Administrasi Akademik, 2005, Pedoman Akademik, Yogyakarta : UAD Press.
- Durianto, Darmadi, Sugiarto, Tony Sitinjak, 2001, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
- Hadi, Sutrisno, 1996, Teknik Riset dan Peramalan Penjualan, Yogyakarta : Andi Offset.
- Kotler, Philip., 1997, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1, (Terjemahan : Teguh, Hendra dan Rusli, Ronny), Prenhallindo, Jakarta.
- Peter, J. Paul, dan Olson, J.C, 2000, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Edisi Keempat, Jilid 2, ( Terjemahan : Sihombing, Damos), Jakarta : Erlangga.
- Rangkuti, Freddy, 2002, The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
- Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani, 1987, Manajemen pemasaran : Analisis Perilaku Konsumen, Yogyakarta : Liberty.
- Swasta, Basu dan Irawan, 2002, Manajemen pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta : Liberty.
- Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Andi Offset.