Program pendidikan dan pelatihan tidak saja diberikan kepada karyawan baru, tetapi juga diberikan kepada karyawan lama. Untuk karyawan baru sesuai dengan prosesnya yaitu sesudah karyawan direkrut, dipilih dan dilantik, selanjutnya dia harus dikembangkan agar lebih sesuai dengan pengangkatan sehingga harus dilakukan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu.
Secara psikologi ada
tiga alasan utama mengapa karyawan baru harus mengikuti program pendidikan dan
pelatihan yaitu :
-
Alasan pertama adalah karena adanya situasi yang berubah dimana terdapat
hal-hal baru penuh dengan ketidak pastian yang harus dihadapi dan diatasi oleh
seseorang. Untuk itu perlu penyesuaian terhadap sistem kerja yang baru.
- Alasan kedua adalah harapan yang tidak
realitas yang mana kenyataan jauh dari yang diharapan.
-
Alasan ketiga adalah adanya kejutan-kejutan yang menimbulkan kecemasan
karena yang tidak terpenuhinya harapan, serta kondisi dan bentuk pekerjaan yang
berbeda.
Pendidikan dan pelatihan juga ditujukan kepada karyawan
lama prestasinya tidak mencapai persyaratan atau untuk mereka yang akan
dipromosikan atau dimutasikan dengan diberikannya pendidikan dan pelatihan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari karyawan tersebut serta
membawa pengaruh positif bagi perusahaan.
Beberapa pengertian tentang pendidikan dan pelatihan yang
dikemukakan oleh para ahli personalia sebagai berikut :
Menurut Heidjrachman Ranupanjo dan Saud Husnan (1995 : 77) “Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan
keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan
untuk mencapai tujuan”.
“Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk mencapai kemampuan
kerja seseorang dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Pelatihan membantu
karyawan dalam memahami suatau pengetahuan praktis dan penerapannya, guna
meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi
guna mencapai tujuan.”
Kalau disimpulkan dari pengertian diatas maka pendidikan
merupakan suatu kegiatan untuk menambah tingkat pengetahuan guna mengatasi
persoalan-persoalan yang menyangkut pekerjaan, sedangkan latihan merupakan
suatu kegiatan untuk menambah keterampilan, membentuk sikap untuk dapat
menyelesaikan tugas (pekerjaan) dengan lebih efisien dan efektif.
Sedangkan menurut Edwin B. Flippo (1998 : 5) “Pelatihan berhubungan dengan
penambahan pengetahuan dan kecakapan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan
tertentu yang mana sangat tergantung dari suatu organisasi perusahaan didalam
mana jenis pekerjaan itu terdapat.
Pendidikan berhubungan dengan penambahan pengetahuan dan pengertian yang didapat
dari lingkungan sekolah yang formal”.
Kalau disimpulkan dari
pengertian diatas maka pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menambah
tingkat pengetahuan guna mengatasi persoalan-persoalan yang menyangkut
pekerjaan, sedangkan pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk menambah
keterampilan, membentuk sikap untuk dapat menyelesaikan tugas (pekerjaan)
dengan lebih efisien dan efektif.
Tujuan Pendidikan dan
Pelatihan
Agar pendidikan dan
pelatihan dapat diukur efektif atau tidak, perlu ditetapkan tujuan dari
pendidikan dan pelatihan merupakan pedoman bagi penyusunan pendidikan dan
pelatihan, dalam menyelesaikan dan dalam pengawasannya. Secara umum tujuan
pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan keahlian
sehingga pekerjaan dapat lebih cepat dan efektif.
2. Untuk mengembangkan pengetahuan
sehinnga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
3. Untuk mengembangkan sikap sehinga
menimbulkan kemauan kerja sama dengan teman-teman sekerja dan pemimpin.
Tujuan dari pendidikan
dan pelatihan yang lebih spesifik sebagaimana yang diuraikan oleh Andre F.
Sakula (1995 : 204) sebagai berikut :
a. Produktivitas.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan tidak hanya bermanfaat bagi karyawan
baru saja tetapi juga bagi karyawan yang
sudah lama bekerja. Hal ini dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan yang
akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan keuntungan
bagi perusahaan.
b. Kualitas
Pendidikan dan pelatihan yang dirancang dan dilaksanakan
dengan baik akan menolong karyawan
untuk memproduksi hasil yang lebih tinggi kualitasnya (mutunya) dan karyawan
yang dilatih akan lebih baik cara kerjanya sehinga akan mengurangi kesalahan
dalam pekerjaannya.
c. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan pelatihan yang baik dalam menolong perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang akan datang sesuai dengan tuntutan
organisasi.
d. Moral
Meningkatkan moral mungkin disebabkan oleh meningkatnya produktivitas sebagai efek dari pendidikan dan pelatihan.
e. Kompensasi Tidak Langsung
Program pendidikan dan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keahlian tenaga kerja dapat menambah penghasilan mereka.
f. Kesehatan dan Keselamatan
Kesehatan mental dan kesehatan fisik karyawan sering dihubungkan dengan
usaha pendidikan dan pelatihan. Karena pendidikan dan pelatihan yang tepat
membantu mencegah kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman.
g. Mencegah Keausan
Program pendidikan dan pelatihan akan mendorong pekerja untuk
berinisiatif dan lebih kreatif sehingga dapat membantu mencegah keausan
pengetahuan dan keterampilan.
h. Pertumbuhan Pribadi
Program pendidikan dan pelatihan tidak hanya bermanfaat
untuk perusahaan saja tetapi para
karyawan secara individu juga mendapatkan keuntungan karena pengalaman dari
pendidikan dan pelatihan yang telah mereka jalani.
Dari uraian diatas
didapat bahwa pendidikan dan pelatihan karyawan akan banyak memberikan manfaat,
tujuan utama setiap pendidikan dan pelatihan adalah agar masing-masing pengikut
pendidikan dan pelatihan dapat berkembang serta dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Tujuan-tujuan ini
tidak akan tercapai kecuali pimpinan perusahan menyadari pentingnya program
pendidikan dan pelatihan yang sistematis dan karyawan sendiri percaya bahwa
mereka akan memperoleh keuntungan dengan adanya program tersebut.
Metode Pendidikan dan
Pelatihan
Untuk pendidikan dan
pelatihan karyawan banyak metode yang dilakukan dan masing-masing metode
berbeda satu dengan yang lainnya. Biasanya metode pendidikan dan pelatihan
untuk karyawan manajerial berbeda dengan metode pendidikan dan pelatihan untuk
karyawan operasional.
Secara umum metode
pendidikan dan pelatihan untuk karyawan dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
untuk karyawan oprasional dan karyawan manajerial. Menurut Andre F. Sakula
(1995 : 215) metode pendikan dan pelatihan yang diberikan kepada karyawan dapat
dibagi atas :
a. Metode Pendidikan dan Pelatihan Untuk Karyawan Operasional.
Untuk karyawan operasional
metode pendidikan dan pelatihan dapat dibagi atas 4 kelompok yaitu :
1. On The Job Training (Pelatihan di Tempat Kerja)
Sistem ini terutama memberikan tugas kepada atasan langsung
dari karyawan yang baru dilatih, untuk melatih karyawan yang menjadi bawahannya.
Karena itu keberhasilan sistem ini tergantung pada kemampuan atasan tersebut.
On The Job Training
dapat juga mempergunakan chart, gambar dn contoh-contoh masalah dan bantuan
latihan lain. Jenis pekerjaan yang umumnya menggunakan metode ini adalah
pekerjaan yang tidak menuntut keahlian, seperti bidang administrasi. Keuntungan
utama dari On The Job Training adalah praktek pekerjaan dengan peralatan yang
sebenarnya dalam lingkungan kerja yang nyata. Kelemahan pekerjaan ini adalah
pelaksanaannya yang sering kacau dan tidak diawasi dengan seksama.
2. Vestibule School
Merupakan bentuk
latihan dimana pelatihannya terdiri dari pelatihan-pelatihan yang khusus
ditugaskan untuk melatih para karyawan, jadi bukan dilatih oleh atasan langsung
dari karyawan yang bersangkutan.
Sistem ini dapat
menghindari para atasan langsung akan tambahan kewajiban dalam melatih
karyawannya. Tetapi sistem ini bisa menimbulkan
konflik antara atasan langsung dengan para pelatih apabila ternyata
nantinya karyawan yang telah dilatih diangap tidak baik.
3. Apprenticeship (Magang)
Metode ini bisa
dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skill)
yang relatif tinggi. Program apprenticeship mengkombinasikan on the job
training dengan pengalaman dan petuntuk-petunjuk dikelas dalam pengetahuan
tertentu.
4. Kursus-Kursus Khusus.
Kursus-kursus ini
diadakan untuk memenuhi minat dari para karyawan dalam bidang-bidang
pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaan) seperti : kursus bahasa asing,
kepemimpinan, kursus manajemen dan lain sebagainya.
b. Metode Pendidikan dan Pelatihan Untuk Karyawan Manajerial.
Perbedaan antara
metode pendidikan dan pelatihan untuk karyawan manajerial dengan metode
pendidikan dan pelatihan karyawan operasional terletak pada karakteristik
kepribadian yang harus dimiliki para manajer diantaranya adalah : pengetahuan dalam
kemampuan dalam pengambilan keputusan, kepercayaan terhadap diri sendiri,
stabilitas emosi dan kepekaan sosial.
Metode Pendidikan dan
Pelatihan untuk karyawan manajerial diantaranya :
1. Metode Sekolah, Kuliah, Ceramah dan Yang Sejenisnya.
Metode ini biasanya
dipakai untuk menambah pengetahuan para karyawan. Dalam metode ini aktivitas
hanya berjalan sepihak yaitu dari pihak pengajar/dosen /instuktur yang aktif
memberikan pengetahuan kepada karyawan, sedangkan karyawannya hanya mendengar
saja kadang-kadang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan. Metode ini sangat
efektif karena dengan sekali kerja dapat diikuti oleh banyak peserta.
2. Metode Diskusi
Metode ini diterapkan
dengan maksud untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam hal ini
mengeluarkan pendapat orang lain, berkoordinasi dengan pihak lain, cara-cara
menggunakan waktu seefisien mungkin. Disamping itu juga dapat menambah
pengalaman bagaimana memimpin bawahannya sehingga dapat diciptakan semangat
kelompok di dalam grup diskusi tersebut.
3. Metode Kasus
Metode ini
dilaksanakan dengan cara si peserta diminta untuk memberikan pemecahan atau
mencarikan jalan keluar suatu peristiwa perusahaan. Dengan metode ini sipeserta
dilatih untuk mendiagnosa sebab-sebab dari suatu masalah tertentu dan juga
dilatih untuk memecahkan dan mencarikan jalan keluar penyelesaiannya.
4. Metode Permainan Bisnis
Metode ini bertujuan
untuk memberikan keterampilan memimpin maupun memutuskan bagi para peserta,
khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah manajemen. Dalam permainan ini
informasi yang nyata dari perusahaan baik yang berkenaan dengan posisi
keuangan, barang-barang hasil produksi, pemasaran dan informasi lainnya. Kemudian
diberikan masalah-masalahnya dan peserta diminta untuk memecahkan masalah
tersebut. Kelemahan metode ini biasanya berupa hasil-hasil keputusan para
peserta sering untuk dilaksanakan.
Proses Pendidikan dan
Pelatihan.
Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
karyawan hendaklah dilaksanakan pada hal-hal yang berkaitan dengan harapan
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan sebelum merumuskan
rencana program pendidikan dan pelatihan karyawan. Dalam mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan pelatihan ini didasarkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan tujuan organisasi, mengklasifikasikan tugas,
departementalisasi, perencanaan personalia, uraian tugas, rincian tugas serta
peryaratan jabatan.
RUJUKAN
- Achmad Zanbar Soleh, 2005, Ilmu Statistika, Bandung.
- Andrew F Sakula, 1995, The Management Of Human Resources, Jhon Wiley And Son’s, Inc, New York.
- Edwin B. Flippo, 1998, Manajemen Personalia, Terjemahan Moh. Masud, Jilid VI, Erlangga, Jakarta.
- Gary Dessler, 1999, Manajemen Personalia, (Terjemahan oleh Mas’ud), Edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
- Gauzali Saydam, 1996, Manejemen Sumber Daya Manusia, Djambatan, Jakarta.
- Hani Handoko, T, 1995, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Liberty, Yogyakarta.
- Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta.
- Husni, 1997, Analisis Jabatan Kaitannya Dengan Produktivitas, Bina Management LPPM, Bandung.
- M. Manulang, 1997. Manajemen Personalia, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
- Payaman, J. Simanjuntak, 1996, Produktivitas Tenaga Kerja, Pengertian dan Ruang Lingkupnya Prosma.
- Stoner, James A.F, 1996, Management, Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Edisi Kedua (Revisi), Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.