Ads 468x60px

.

Friday 22 January 2010

PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


          Program pendidikan dan pelatihan tidak saja diberikan kepada karyawan baru, tetapi juga diberikan kepada karyawan lama. Untuk karyawan baru sesuai dengan prosesnya yaitu sesudah karyawan direkrut, dipilih dan dilantik, selanjutnya dia harus dikembangkan agar lebih sesuai dengan pengangkatan sehingga harus dilakukan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu.

         Secara psikologi ada tiga alasan utama mengapa karyawan baru harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan yaitu :
-   Alasan pertama adalah karena adanya situasi yang berubah dimana terdapat hal-hal baru penuh dengan ketidak pastian yang harus dihadapi dan diatasi oleh seseorang. Untuk itu perlu penyesuaian terhadap sistem kerja yang baru.
 - Alasan kedua adalah harapan yang tidak realitas yang mana kenyataan jauh dari yang diharapan.
-  Alasan ketiga adalah adanya kejutan-kejutan yang menimbulkan kecemasan karena yang tidak terpenuhinya harapan, serta kondisi dan bentuk pekerjaan yang berbeda.
Pendidikan dan pelatihan juga ditujukan kepada karyawan lama prestasinya tidak mencapai persyaratan atau untuk mereka yang akan dipromosikan atau dimutasikan dengan diberikannya pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari karyawan tersebut serta membawa pengaruh positif bagi perusahaan.
Beberapa pengertian tentang pendidikan dan pelatihan yang dikemukakan oleh para ahli personalia sebagai berikut :
Menurut Heidjrachman Ranupanjo dan  Saud Husnan (1995 : 77) “Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan”.
“Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk mencapai kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatau pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi guna mencapai tujuan.”
Kalau disimpulkan dari pengertian diatas maka pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menambah tingkat pengetahuan guna mengatasi persoalan-persoalan yang menyangkut pekerjaan, sedangkan latihan merupakan suatu kegiatan untuk menambah keterampilan, membentuk sikap untuk dapat menyelesaikan tugas (pekerjaan) dengan lebih efisien dan efektif.
Sedangkan menurut Edwin B. Flippo (1998 : 5) “Pelatihan berhubungan dengan penambahan pengetahuan dan kecakapan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu yang mana sangat tergantung dari suatu organisasi perusahaan didalam mana  jenis pekerjaan itu terdapat. Pendidikan berhubungan dengan penambahan pengetahuan dan pengertian yang didapat dari lingkungan sekolah yang formal”.
            Kalau disimpulkan dari pengertian diatas maka pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk menambah tingkat pengetahuan guna mengatasi persoalan-persoalan yang menyangkut pekerjaan, sedangkan pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk menambah keterampilan, membentuk sikap untuk dapat menyelesaikan tugas (pekerjaan) dengan lebih efisien dan efektif.
Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
            Agar pendidikan dan pelatihan dapat diukur efektif atau tidak, perlu ditetapkan tujuan dari pendidikan dan pelatihan merupakan pedoman bagi penyusunan pendidikan dan pelatihan, dalam menyelesaikan dan dalam pengawasannya. Secara umum tujuan pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat lebih cepat dan efektif.
2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehinnga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
3. Untuk mengembangkan sikap sehinga menimbulkan kemauan kerja sama dengan teman-teman sekerja dan pemimpin.
            Tujuan dari pendidikan dan pelatihan yang lebih spesifik sebagaimana yang diuraikan oleh Andre F. Sakula (1995 : 204) sebagai berikut :
a. Produktivitas.
   Kegiatan pendidikan dan pelatihan tidak hanya bermanfaat bagi karyawan baru  saja tetapi juga bagi karyawan yang sudah lama bekerja. Hal ini dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan yang akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan keuntungan bagi perusahaan.
b. Kualitas
 Pendidikan  dan pelatihan yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik akan   menolong karyawan untuk memproduksi hasil yang lebih tinggi kualitasnya (mutunya) dan karyawan yang dilatih akan lebih baik cara kerjanya sehinga akan mengurangi kesalahan dalam pekerjaannya.
c. Perencanaan Sumber Daya Manusia
    Pendidikan dan pelatihan yang baik dalam menolong perusahaan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang akan datang sesuai dengan tuntutan organisasi.
d. Moral
    Meningkatkan moral mungkin disebabkan oleh meningkatnya produktivitas    sebagai efek dari pendidikan dan pelatihan.
e. Kompensasi Tidak Langsung
   Program pendidikan dan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian tenaga kerja dapat menambah penghasilan mereka.
f. Kesehatan dan Keselamatan
   Kesehatan mental dan kesehatan fisik karyawan sering dihubungkan dengan usaha pendidikan dan pelatihan. Karena pendidikan dan pelatihan yang tepat membantu mencegah kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
g. Mencegah Keausan
    Program pendidikan dan pelatihan akan mendorong pekerja untuk berinisiatif dan lebih kreatif sehingga dapat membantu mencegah keausan pengetahuan dan keterampilan.
h. Pertumbuhan Pribadi
Program pendidikan dan pelatihan tidak hanya bermanfaat untuk perusahaan      saja tetapi para karyawan secara individu juga mendapatkan keuntungan karena pengalaman dari pendidikan dan pelatihan yang telah mereka jalani.
            Dari uraian diatas didapat bahwa pendidikan dan pelatihan karyawan akan banyak memberikan manfaat, tujuan utama setiap pendidikan dan pelatihan adalah agar masing-masing pengikut pendidikan dan pelatihan dapat berkembang serta dapat meningkatkan produktivitas kerja.
            Tujuan-tujuan ini tidak akan tercapai kecuali pimpinan perusahan menyadari pentingnya program pendidikan dan pelatihan yang sistematis dan karyawan sendiri percaya bahwa mereka akan memperoleh keuntungan dengan adanya program tersebut.
Metode Pendidikan dan Pelatihan
            Untuk pendidikan dan pelatihan karyawan banyak metode yang dilakukan dan masing-masing metode berbeda satu dengan yang lainnya. Biasanya metode pendidikan dan pelatihan untuk karyawan manajerial berbeda dengan metode pendidikan dan pelatihan untuk karyawan operasional.
            Secara umum metode pendidikan dan pelatihan untuk karyawan dapat dibagi atas dua kelompok yaitu untuk karyawan oprasional dan karyawan manajerial. Menurut Andre F. Sakula (1995 : 215) metode pendikan dan pelatihan yang diberikan kepada karyawan dapat dibagi atas :
a. Metode Pendidikan dan Pelatihan Untuk Karyawan Operasional.
            Untuk karyawan operasional metode pendidikan dan pelatihan dapat dibagi atas 4 kelompok yaitu :
1. On The Job Training (Pelatihan di Tempat Kerja)
Sistem ini terutama memberikan tugas kepada atasan langsung dari karyawan yang baru dilatih, untuk melatih karyawan yang menjadi bawahannya. Karena itu keberhasilan sistem ini tergantung pada kemampuan atasan tersebut.
            On The Job Training dapat juga mempergunakan chart, gambar dn contoh-contoh masalah dan bantuan latihan lain. Jenis pekerjaan yang umumnya menggunakan metode ini adalah pekerjaan yang tidak menuntut keahlian, seperti bidang administrasi. Keuntungan utama dari On The Job Training adalah praktek pekerjaan dengan peralatan yang sebenarnya dalam lingkungan kerja yang nyata. Kelemahan pekerjaan ini adalah pelaksanaannya yang sering kacau dan tidak diawasi dengan seksama.
2. Vestibule School
            Merupakan bentuk latihan dimana pelatihannya terdiri dari pelatihan-pelatihan yang khusus ditugaskan untuk melatih para karyawan, jadi bukan dilatih oleh atasan langsung dari karyawan yang bersangkutan.
            Sistem ini dapat menghindari para atasan langsung akan tambahan kewajiban dalam melatih karyawannya. Tetapi sistem ini bisa menimbulkan
konflik antara atasan langsung dengan para pelatih apabila ternyata nantinya karyawan yang telah dilatih diangap tidak baik.
3. Apprenticeship (Magang)
            Metode ini bisa dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skill) yang relatif tinggi. Program apprenticeship mengkombinasikan on the job training dengan pengalaman dan petuntuk-petunjuk dikelas dalam pengetahuan tertentu.
4. Kursus-Kursus Khusus.
            Kursus-kursus ini diadakan untuk memenuhi minat dari para karyawan dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu (diluar bidang pekerjaan) seperti : kursus bahasa asing, kepemimpinan, kursus manajemen dan lain sebagainya.
b. Metode Pendidikan dan Pelatihan Untuk Karyawan Manajerial.
            Perbedaan antara metode pendidikan dan pelatihan untuk karyawan manajerial dengan metode pendidikan dan pelatihan karyawan operasional terletak pada karakteristik kepribadian yang harus dimiliki para manajer diantaranya adalah : pengetahuan dalam kemampuan dalam pengambilan keputusan, kepercayaan terhadap diri sendiri, stabilitas emosi dan kepekaan sosial.
            Metode Pendidikan dan Pelatihan untuk karyawan manajerial diantaranya :
1. Metode Sekolah, Kuliah, Ceramah dan Yang Sejenisnya.
            Metode ini biasanya dipakai untuk menambah pengetahuan para karyawan. Dalam metode ini aktivitas hanya berjalan sepihak yaitu dari pihak pengajar/dosen /instuktur yang aktif memberikan pengetahuan kepada karyawan, sedangkan karyawannya hanya mendengar saja kadang-kadang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan. Metode ini sangat efektif karena dengan sekali kerja dapat diikuti oleh banyak peserta.
2. Metode Diskusi
            Metode ini diterapkan dengan maksud untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam hal ini mengeluarkan pendapat orang lain, berkoordinasi dengan pihak lain, cara-cara menggunakan waktu seefisien mungkin. Disamping itu juga dapat menambah pengalaman bagaimana memimpin bawahannya sehingga dapat diciptakan semangat kelompok di dalam grup diskusi tersebut.
3. Metode Kasus
            Metode ini dilaksanakan dengan cara si peserta diminta untuk memberikan pemecahan atau mencarikan jalan keluar suatu peristiwa perusahaan. Dengan metode ini sipeserta dilatih untuk mendiagnosa sebab-sebab dari suatu masalah tertentu dan juga dilatih untuk memecahkan dan mencarikan jalan keluar penyelesaiannya.
4. Metode Permainan Bisnis
            Metode ini bertujuan untuk memberikan keterampilan memimpin maupun memutuskan bagi para peserta, khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah manajemen. Dalam permainan ini informasi yang nyata dari perusahaan baik yang berkenaan dengan posisi keuangan, barang-barang hasil produksi, pemasaran dan informasi lainnya. Kemudian diberikan masalah-masalahnya dan peserta diminta untuk memecahkan masalah tersebut. Kelemahan metode ini biasanya berupa hasil-hasil keputusan para peserta sering untuk dilaksanakan.
Proses Pendidikan dan Pelatihan.
Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan karyawan hendaklah dilaksanakan pada hal-hal yang berkaitan dengan harapan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan sebelum merumuskan rencana program pendidikan dan pelatihan karyawan. Dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan pelatihan ini didasarkan pada hal-hal yang berhubungan dengan tujuan organisasi, mengklasifikasikan tugas, departementalisasi, perencanaan personalia, uraian tugas, rincian tugas serta peryaratan jabatan.

RUJUKAN
  1. Achmad Zanbar Soleh, 2005, Ilmu Statistika, Bandung.
  2. Andrew F Sakula, 1995, The Management Of Human Resources, Jhon Wiley And Son’s, Inc, New York.
  3. Edwin B. Flippo, 1998, Manajemen Personalia, Terjemahan Moh. Masud, Jilid VI, Erlangga, Jakarta.
  4. Gary Dessler, 1999, Manajemen Personalia, (Terjemahan oleh Mas’ud), Edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
  5. Gauzali Saydam, 1996, Manejemen Sumber Daya Manusia, Djambatan, Jakarta.
  6. Hani Handoko, T, 1995, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Liberty, Yogyakarta.
  7. Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta.
  8. Husni, 1997, Analisis Jabatan Kaitannya Dengan Produktivitas, Bina Management LPPM, Bandung.
  9. M. Manulang, 1997. Manajemen Personalia, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
  10. Payaman, J. Simanjuntak, 1996, Produktivitas Tenaga Kerja,  Pengertian dan Ruang Lingkupnya Prosma. 
  11. Stoner, James A.F, 1996, Management, Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Edisi Kedua (Revisi), Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL TERKAIT