Menurut
Sofjan Assauri (1998:25), pengendalian dan pengawasan adalah:
Kegiatan
yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang
dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi
penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang
diharapkan dapat tercapai.
Sedangkan
menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian adalah:
Control
can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the act guiding, or the state of process in which
the variability is attribute to a constant system of chance courses.
Jadi
pengendalian dapat di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau
aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan
yang direncanakan. Selanjutnya pengertian pengendalian kualitas dalam arti
menyeluruh adalah sebagai berikut :
Pengertian
pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) adalah :
Pengawasan
mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang
dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan
berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Menurut Vincent Gasperz
(2005:480), pengendalian kualitas adalah:
“Quality
control is the operational techniques and activities used to fulfill requirements
for quality”.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas
adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan untuk
mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan
konsumen.
Tujuan Pengendalian Kualitas
Tujuan
dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) adalah:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar
kualitas yang telah ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil
mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses
dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi
serendah mungkin.
Tujuan
utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas
produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.
Pengendalian
kualitas tidak dapat dilepaskan dari pengendalian produksi, karena pengendalian
kualitas merupakan bagian dari pengendalian produksi. Pengendalian produksi
baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan produksi yang
dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi diusahakan serendah-rendahnya.
Pengendalian
kualitas juga menjamin barang atau jasa yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan seperti halnya pada pengendalian produksi. Dengan demikian
antara pengendalian produksi dan pengendalian kualitas erat kaitannya dalam
pembuatan barang.
Faktor-faktor Pengendalian Kualitas
Menurut
Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang
dilakukan perusahaan adalah:
1. Kemampuan proses
Batas-batas
yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak
ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi
kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi
hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi
kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari
hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah
spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di
atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
3. Tingkat ketidaksesuaian yang
dapat diterima
Tujuan
dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada
di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan
tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat
diterima.
4. Biaya kualitas
Biaya
kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan
produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya
produk yang berkualitas.
a. Biaya Pencegahan (Prevention
Cost)
Biaya
ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan produk
yang dihasilkan.
b. Biaya Deteksi/ Penilaian (Detection/
Appraisal Cost)
Adalah
biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan telah
sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas sehingga dapat menghindari
kesalahan dan kerusakan sepanjang proses
produksi.
c. Biaya Kegagalan Internal (Internal
Failure Cost)
Merupakan
biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan
terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan
atau konsumen).
d. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal
Failure Cost)
Merupakan
biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan
kepada para pelanggan atau konsumen.
Tahapan Pengendalian Kualitas
Untuk
memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian terhadap
kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik
pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Menurut
Suyadi Prawirosentono (2007;72), terdapat beberapa standar kualitas yang bisa ditentukan
oleh perusahaan dalam upaya menjaga output barang hasil produksi diantaranya:
1. Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.
2. Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga
kerja yang melaksanakannya).
3. Standar kualitas barang setengah jadi.
4. Standar kualitas barang jadi.
5. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk
akhir tersebut sampai ke tangan konsumen.
Dikarenakan
kegiatan pengendalian kualitas sangatlah luas, untuk itu semua pengaruh
terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara umum menurut Suyadi
Prawirosentono (2007;74), pengendalian atau pengawasan akan kualitas di suatu
perusahaan manufaktur dilakukan secara bertahap meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan dan pengawasan
kualitas bahan mentah (bahan baku, bahan baku penolong dan sebagainya),
kualitas bahan dalam proses dan kualitas produk jadi. Demikian pula standar
jumlah dan komposisinya.
2. Pemeriksaan atas produk sebagai
hasil proses pembuatan. Hal ini berlaku untuk barang setengah jadi maupun barang
jadi. Pemeriksaan yang dilakukan tersebut memberi gambaran apakah proses
produksi berjalan seperti yang telah ditetapkan atau tidak.
3. Pemeriksaan cara pengepakan dan
pengiriman barang ke konsumen.
Melakukan analisis fakta untuk
mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi.
4. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas
lainnya yang dipakai dalam proses produksi harus juga diawasi sesuai dengan
standar kebutuhan. Apabila terjadi penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi
agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang direncanakan.
Sedangkan
Sofjan Assauri (1998:210) menyatakan bahwa tahapan pengendalian/ pengawasan
kualitas terdiri dari 2 (dua) tingkatan antara lain:
1. Pengawasan selama pengolahan
(proses)
Yaitu
dengan mengambil contoh atau sampel produk pada jarak waktu yang sama, dan
dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai
dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini
dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali.
Pengawasan
yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya
bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap
proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk
proses.
2. Pengawasan atas barang hasil yang
telah diselesaikan
Walaupun
telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini
tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun
tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga supaya hasil barang yang cukup
baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai
ke konsumen/pembeli, maka diperlukan adanya pengawasan atas produk akhir.
RUJUKAN
- Alisjahbana, Juita. 2005. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Total Produk Pakaian Wanita Pada Perusahaan Konveksi.” Jurnal Ventura, Vol. 8, No. 1, April 2005.
- Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI Dwiwinarno, Titop. 2009. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Pada Bagian Produksi.” www.google.com. Diakses tanggal 21 Maret 2010.
- Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Hadiguna, Rika Ampuh. 2009. Manajemen Pabrik. Jakarta : Bumi Aksara.
- Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi.
- Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.
- Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi). Jakarta : Salemba Empat.
- Hendradi, C. Tri. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab. Yogyakarta : Penerbit Andi
- Hermawati, Sri dan Sunarto. 2007. “Analisis Pengendalian Mutu Produk PT. Meiwa Indonesia Plant II Depok.” Proceeding PESAT, Auditorim Kampus Universitas Gunadarma, Jakarta 21-22 Agustus 2007.
- Kholil, Muhammad dan A. Cahyono. 2006. ”Usulan Perbaikan Kualitas Dengan Metode SPC Untuk Mengurangi Cacat Bending Part Scale PF Pada Proses Injection Pada Produk Plastic Departement PT. Indonesia Epson Industry.” Buletin Penelitian No. 10 Tahun 2006.
- Manahan, P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia Indonesia.
- Montgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc.
- Nasution, M. N.. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.
- Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta : Bumi Aksara.
- Prestianto, Bayu, Sugiono dan Susilo Toto R. 2003. “Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Semarang Makmur Semarang.” Jurnal Bisnis Strategi Vol. 11/Juli/Th. VIII/2003.
- Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs. 2001. Operations Management For Competitive Advantage. 9th Edition. New York : McGraw-Hill Companies.
- Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Operasi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
- Sugiyono, Prof. Dr. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta
- Suharyadi dan Purwanto S.K. 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
- Sumarni, Murti dan John S. 2003. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
- Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.