Merek (brand)
bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), symbol atau
kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan
features, benefits, dan services kepada para pelanggan.
Dan “janji” inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek tersebut, lebih
dari yang lain (Aaker, 2001).
Kenyataannya
sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran dari pemasaran modern bertumpu
pada penciptaan merek-merek yang bersifat membedakan (different)
sehingga memperkuat citra merek perusahaan. Semua perusahaan ingin membangun
ekuitas merek yang kuat, karena adanya korelasi positif antara ekuitas merek
yang kuat dengan keuntungan yang tinggi dan memberi laba bersih masa depan bagi
perusahaan (Aaker, 2001) serta revenue potensial di masa yang akan datang
(Kertajaya, dalam Yoestini dan Rahma, 2007).
Light dalam
Yoestini dan Rahma (2007) mengatakan: Perang pemasaran akan menjadi perang
antar merek, suatu persaingan dengan dominasi merek, berbagai perusahaan dan
investor akan menyadari merek sebagai asset perusahaan yang paling bernilai.
Ini merupakan konsep yang amat penting, sekaligus merupakan visi mengenai
bagaimana mengembangkan, memperkuat dan mengelola suatu perusahaan.
Satu-satunya cara untuk menguasai pasar adalah memiliki merek yang dominan.
Merek
adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua
ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau kelompok
penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing atau dapat juga dikatakan sesuatu
yang terkait dengan janji, penerimaan, kepercayaan, dan pengharapan, sehingga suatu
merek dari suatu produk yang kuat akan membuat konsumennya merasa lebih yakin, nyaman,
dan aman ketika mereka membeli produk tersebut (Kotler, 2008).
Merek
adalah entitas yang mudah dikenali, dan menjanjikan nilai‐nilai
tertentu (Nicolino, 2004: 4). Merek juga dapat diartikan sebagai nama, istilah,
tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu
produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Durianto, 2001: 1).
Identifikasi
tersebut juga berfungsi untuk membedakan dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan
intangible yang terwakili dalam sebuah trademark yang mampu
menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat.
Saat ini merek sudah menjadi konsep yang komplek dengan sejumlah ratifikasi
teknis dan psikologis.
Merek
(brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign),
simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara
konsisten memberikan features, benefits, dan services kepada para
pelanggan. Dan “janji” inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek
tersebut, lebih dari yang lain (Keagan, et al, 1995; Aaker 1996).
Kenyataannya sekarang ini karakteristik unik dari pemasaran dari pemasaran
modern bertumpu pada penciptaan merek‐merek yang
bersifat membedakan (different) sehingga memperkuat citra merek
perusahaan.
Citra
merek (Brand Image) adalah suatu persepsi rasional dan emosional konsumen atau
pelanggan terhadap suatu merek tertentu (Low dan Lamb, 2000). Dewasa ini
persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada
atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan
dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakainya, dengan kata
lain peranan merek mengalami pergeseran (Aaker, 2001).
Pada
tingkat persaingan yang rendah, merek hanya sekedar membedakan antara satu
produk dengan produk lainnya atau merek sekedar nama (just a name).
Sedangkan pada tingkat persaingan yang tinggi, merek memberikan kontribusi
dalam menciptakan dan menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan dihubungkan
dengan citra khusus yang mampu memberikan asosiasi tertentu dalam benak
konsumen.
Dalam
pekembangannya, perusahaan semakin menyadari merek sebagai aset perusahaan yang
paling bernilai. Hoeffler dan Keller (2003), Mengemukakan dimensi dari citra
perusahaan (corporate image), yang secara efektif dapat mempengaruhi brand
equity terdiri dari:
a) Atribut produk, manfaat, dan
perilaku secara umum, terkait kualitas dan inovasi
b) Orang dan relationship, terkait
pada pelanggan (customer orientation)
c) Nilai dan program, terkait
kepedulian lingkungan dan tanggung jawab social
d)Kredibilitas perusahaan (corporate
credibility), terkait keahlian, kepercayaan, dan menyenangkan.
Indikator Citra Merek (Brand Image)
- Kesan Profesional
Dimana produk/jasa
memiliki kesan profesional atau memiliki kesan memilki keahlian dibidang apa
yang dijualnya.
- Kesan Modern
Produk/jasa
memiliki kesan modern atau memiliki teknologi yang selalu mengikuti
perkembangan zaman.
- Melayani Semua Segmen
Produk/jasa
mampu melayani semua segmen yang ada, tidak hanya melayani segmen khusus saja.
- Perhatian Pada Konsumen
Dimana
produk/jasa yang dibuat produsen memberikan perhatian/peduli pada
keinginan/kebutuhan konsumen.
RUJUKAN
- Aaker, David. A. 2001. Managing Brand Equity. Capitalizing on the Value of a Brand Name.The Press. New York.
- Durianto, Darmadi, Sugiarto, Toni Sitinjak,. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
- Hoeffler, Steve., Keller, Kevin Lane. 2003. The Marketing Advantages of Strong Brands. Brand Management, Vol. 10, No.6.
- Kotler. Philip. 2008. Marketing, Planning, Implementing and Analyzing, Millennium Edition. Prentice Hall.
- Low, George S., Lamb Jr, Charles W. 2000. The Measurement and Dimensionality of Brand Associations, Journal of Product and Brand Management. Vol. 9 No. 6.
- Nicollino, Patricia. F. 2004. The Complete Ideal Guide: Brand Management. Prenada. Jakarta.
- Yoestini dan Rahma, Eva. S, 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Merek terhadap Minat Beli dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian”. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia: 261‐276.