Seringkali pengertian kepemimpinan dan
manajemen disamakan oleh banyak orang, namun ada pula yang membedakan
pengertian keduanya. John Kotter (Robbins, 2006) berpendapat bahwa kepemimpinan
berbeda dari manajemen. Manajemen berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi
kerumitan. Manajemen yang baik dapat menghasilkan tata tertib dan konsistensi
dengan menyusun rencana-rencana formal.
Merancang struktur organisasi yang ketat dan memantau
hasil lewat pembandingan terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepemimpinan, sebaliknya, berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi perubahan.
Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan,
kemudian mengkomunikasikannya kepada setiap orang dan mengilhami orang-orang
tersebut dalam menghadapi segala rintangan.
Kotter menganggap, baik kepemimpinan yang kuat
maupun manajemen yang kuat merupakan faktor penting bagi optimalisasi efektifitas
organisasi. Tingkah laku pemimpin yang istimewa, pertama adalah kemampuan memberi
inspirasi bersama atau pemimpin sebagai inspirational motivation, yaitu memberikan
gambaran ke masa depan dan membantu orang lain. Kedua, adalah kemampuan membuat
model pemecahan (idealized influence), yaitu member keteladanan dan
merencanakan keberhasilan-keberhasilan kecil. Semuanya untuk memahami tentang transformational
leadership, yaitu bahwa seorang pemimpin dapat mentransformasikan
bawahannya melalui empat cara: idealized influence, inspirational
motivation, intelectual stimulation dan individualized consideration (Bass,
1997).
Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan
dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya
hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang
atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain,
terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak
dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan tertentu.
Survei yang dilakukan majalah SWA (Majalah SWA,
Januari 2001) dalam mencari Chief Executive Officer (CEO) terbaik tahun
2000 di Indonesia, tampak bahwa karakteristik kepemimpinan yang terbukti
menjamin eksistensi organisasi antara lain adalah perhatian terhadap bawahan.
Karakteristik ini menempati peringkat kedua
terpenting setelah visi sang pemimpin. Ini berarti bahwa pengelolaan manusia
dalam organisasi merupakan kunci untuk memperbaiki kinerja organisasi dan
kesiapan menghadapi perubahan di abad 21 (Alimuddin, 2002).
Siagian (1999) merumuskan kepemimpinan sebagai
suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja
bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan
kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok untuk mencapai
tujuan kelompok tersebut.
Pengertian tunggal tentang kepemimpinan masih
belum ada kesepakatan diantara para ahli ilmu perilaku. Konsep kepemimpinan
masih merupakan sesuatu yang ambigous Pfeffer dalam Payamta (2002). Sedangkan
Luthans (1995), menyatakan bahwa definisi kepemimpinan masih merupakan “black
box” atau “unexplainable concept”.
Meskipun demikian, untuk memberikan sedikit
pengertian tentang kepemimpinan, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
kegiatan-kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mencapai suatu
tujuan dalam situasi tertentu. Gibson, Ivancevich, dan Donnelley (1991),
memberikan pengertian kepemimpinan (leadership) sebagai suatu upaya
penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-orang mencapai
tujuan tertentu. Dengan kata lain seorang leader adalah seseorang yang
mempunyai daya untuk menarik orang lain dengan tanpa paksaan agar mereka secara
bersama-sama mewujudkan visinya.
Dari berbagai pendapat yang dirumuskan para
ahli diatas dapat diketahui bahwa konsepsi kepemimpinan itu sendiri hampir
sebanyak dengan jumlah orang yang ingin mendefinisikannya, sehingga hal itu
lebih merupakan konsep berdasarkan pengalaman. Hampir sebagian besar
pendefinisian kepemimpinan memiliki titik kesamaan kata kunci yakni “suatu
proses mempengaruhi”.
Akan tetapi kita menemukan bahwa
konseptualisasi kepemimpinan dalam banyak hal berbeda. Perbedaan dalam hal
“siapa yang mempergunakan pengaruh, tujuan dari upaya mempengaruhi, cara-cara
menggunakan pengaruh tersebut”.
Kepemimpinan tergantung kepada banyak faktor
dan tiap-tiap pimpinan senantiasa dapat memperbaiki dan mempertinggi
kemampuannya dalam bidang kepemimpinannya dengan jalan mengimitasi cara-cara
yang ditempuh oleh pemimpin yang berhasil dalam tugas-tugas mereka atau
mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari kepemimpinan yang
baik.
Definisi kepemimpinan seperti yang diungkapkan
sebelumnya, berimplikasi pada tiga hal utama seperti dikemukakan oleh Locke
(1997), yaitu:
Pertama, kepemimpinan
menyangkut ‘orang lain’, bawahan atau pengikut, kesediaan mereka untuk menerima
pengarahan dari pemimpin. Jika tidak ada pengikut, maka tidak akan ada pula
pemimpin. Tanpa bawahan semua kualitas kepemimpinan seorang atasan akan menjadi
tidak relevan. Terkandung makna bahwa para pemimpin yang efektif harus
mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan menjalin relasi dengan
pengikut mereka.
Kedua, kepemimpinan
merupakan suatu ‘proses’. Agar bisa memimpin, pemimpin mesti melakukan sesuatu,
kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu posisi otoritas. Kendatipun
posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan,
tetapi sekadar menduduki posisi itu tidak memadai untuk membuat seseorang
menjadi pemimpin.
Ketiga, kepemimpinan
harus ‘membujuk’ orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk
para pengikutnya lewat berbagai cara seperti menggunakan otoritas yang
terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi
imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah
visi.
Rumusan kepemimpinan
dari sejumlah ahli tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi terdapat
orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dan
juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada atasan atau pimpinan
mereka. Karena itu, kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan mempengaruhi
bawahan agar terbentuk kerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi.
Apabila orang-orang yang
menjadi pengikut atau bawahan dapat dipengaruhi oleh kekuatan kepemimpinan yang
dimiliki oleh atasan maka mereka akan mau mengikuti kehendak pimpinannya dengan
sadar, rela, dan sepenuh hati.
Organisasi yang berhasil
dalam mencapai tujuannya serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan
sangat tergantung pada para manajernya (pimpinannya). Apabila manajer mampu
melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut
akan dapat mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang
efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak
buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui
sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu
mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Dalam teori jalur tujuan
(Path Goal Theory) yang dikembangkan oleh Robert House (dalam Kinicki, 2005)
menyatakan bahwa pemimpin mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara
memberikan kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa
hasil yang berharga bisa dicapai dengan usaha yang serius. Kepemimpinan yang berlaku
secara universal menghasilkan tingkat kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi.
Dalam situasi yang berbeda mensyaratkan gaya kepemimpinan yaitu karakteristik
personal dan kekuatan lingkungan.
Teori ini juga
menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi
diantara empat gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan.
Perilaku pemimpin memberikan motivasi sampai tingkat: (1) Mengurangi halangan
jalan yang mengganggu pencapaian tujuan.
(2) Memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan oleh
para karyawan.
(3) Mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap
pencapaian tujuan.
Kepemimpinan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting bagi keberhasilan manajemen organisasi.
Kepemimpinan yang efektif akan mampu mendorong motivasi anggota organisasi
sehingga produktifitas, loyalitas dan kepuasan bawahan atau anggota organisasi
meningkat. Pada awalnya banyak yang berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan,
namun dengan berkembangnya pengetahuan diketahui bahwa terbentuknya
kepemimpinan yang efektif dapat dipelajari.
Kepemimpinan mengalami
pergeseran dari waktu ke waktu dan bersifat kontekstual yang dilatarbelakangi
oleh perkembangan sosial, politik dan budaya yang berlaku pada jamannya. Dalam
pendekatan situasional disadari bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang
terbaik dan berlaku universal untuk segala situasi dan lingkungan.
Pendekatan situasional
menyarankan bahwa perilaku pemimpin yang efektif harus:
1. Selalu memperhatikan
situasi yang dihadapi.
2. Memperlakukan bawahan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Pemimpin penganut
pendekatan situasional cenderung berperilaku yang dapat diklasifikasikan
menjadi:
1.
Perilaku Direktif, leader bersifat memberi
pengarahan, perintah, petunjuk yang berorientasi pada tugas.
2.
Perilaku Supportif, leader memberikan
dukungan, motivasi, semangat kerja, pertimbangan-pertimbangan manusiawi yang
berorientasi pada perbaikan hubungan atasan bawahan.
Selanjutnya kedua
perilaku ini dihubungkan dengan tingkat kematangan (maturity) bawahan. Maturity
mengukur sejauhmana bawahan mempunyai kemampuan dan kemauan melaksanakan
tugas dengan baik dengan tanpa diawasi.
Walaupun pengarang yang
berbeda menyarankan menggunakan berbagai macam keadaan dalam mendiskripsikan
kepemimpinan dalam organisasi (e. g., membagi kepemimpinan, mendistribusikan
kepemimpinan, kepemimpinan multidimensional, jaringan yang terkait, dan yang
lain), setiap pengarang dan teori yang sesuai tidak terlalu berfokus pada
pemimpin hirarki dalam organisasi. Walaupun kepemimpinan adalah lebih banyak
didiskripsikan dalam bentuk mengenai sebuah hubungan.
Selain itu mengenai
aturan dari pemimpin, aturan dari pengikut adalah juga diulas sebagai sesuatu
yang penting bagi keberhasilan organisasi. Konseptualisasi yang terbaru
mengenai kepemimpinan adalah disajikan dalam komunitas tingkatan administratif
dari perguruan tinggi (Eddy dan Vanderlinden, 2006).
Syarat Pemimpin
Setiap pemimpin
sekurang-kurangnya memiliki tiga syarat Burton (2002), yakni :
1. Memiliki Persepsi Sosial (Social Perception)
Persepsi sosial ialah
kecakapan untuk cepat melihat dan memahami perasaan, sikap, dan kebutuhan
anggota kelompok.
2. Kemampuan Berpikir Abstrak (Ability in Abstract Thinking)
Kemampuan berabstraksi dibutuhkan oleh seorang
pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan, baik di
dalam maupun di luar kelompok, dalam kaitannya dengan tujuan kelompok.
Kemampuan tersebut memerlukan taraf intelegensia yang tinggi pada seorang
pemimpin.
3. Keseimbangan Emosional (Emotional Stability)
Pada diri seorang pemimpin harus terdapat
kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan,
keinginan, cita-cita dan suasana hati, serta pengintegrasian kesemua hal
tersebut ke dalam suatu kepribadian yang harmonis sehingga seorang pemimpin
dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompoknya.
Fungsi Kepemimpinan
Henry Mintzberg (Luthans, 1995 dalam Alimuddin,
2002), berdasarkan studi observasi yang ia lakukan secara langsung, membagi
tiga jenis fungsi pemimpin atau manajer :
1. Fungsi Interpersonal (The Interpersonal Roles)
Fungsi ini dapat ditingkatkan melalui jabatan
formal yang dimiliki oleh seorang pemimpin dan antara pemimpin dengan orang
lain. Fungsi interpersonal terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Sebagai Simbol Organisasi (Figurehead).
Kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan
fungsi sebagai simbol organisasi umumnya bersifat resmi, seperti menjamu makan
siang pelanggan.
b. Sebagai Pemimpin (Leader).
Seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan
menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong karyawannya untuk
mencapai tujuan organisasi.
c. Sebagai Penghubung (Liaison).
Seorang pemimpin juga berfungsi sebagai penghubung
dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus dapat berfungsi
sebagai penghubung antara manajer dalam berbagai level dengan bawahannya.
2. Fungsi Informasional (The Informational Roles)
Seringkali pemimpin harus menghabiskan banyak
waktu dalam urusan menerima dan menyebarkan informasi. Ada tiga fungsi pemimpin disini. a. Sebagai
Pengawas (Monitor). Untuk mendapatkan informasi yang valid, pemimpin
harus melakukan pengamatan dan pemeriksaan secara kontinyu terhadap
lingkungannya, yakni terhadap bawahan, atasan, dan selalu menjalin hubungan
dengan pihak luar.
b. Sebagai Penyebar (Disseminator).
Pemimpin juga harus mampu menyebarkan informasi
kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
c. Sebagai Juru Bicara (Spokesperson).
Sebagai juru bicara, pemimpin berfungsi untuk
menyediakan informasi bagi pihak luar.
3. Fungsi Pembuat Keputusan (The Decisional Roles)
Ada empat fungsi
pemimpin yang berkaitan dengan keputusan.
a. Sebagai Pengusaha (Entrepreneurial).
Pemimpin harus mampu
memprakarsai pengembangan proyek dan menyusun sumber daya yang diperlukan. Oleh
karena itu pemimpin harus memiliki sikap proaktif.
b. Sebagai Penghalau Gangguan (Disturbance Handler).
Pemimpin sebagai
penghalau gangguan harus bersikap reaktif terhadap masalah dan tekanan situasi.
c. Sebagai Pembagi Sumber Dana (Resource Allocator).
Disini pemimpin harus
dapat memutuskan kemana saja sumber dana akan didistribusikan ke bagian-bagian
dari organisasinya. Sumber dana ini mencakup uang, waktu, perbekalan, tenaga
kerja dan reputasi.
d. Sebagai Pelaku Negosiasi (Negotiator).
Seorang pemimpin harus
mampu melakukan negosiasi pada setiap tingkatan, baik dengan bawahan, atasan
maupun pihak luar.
Dimensi Kualitas
Kepemimpinan
Menurut Yukl et al. (2002:15-32) menyebutkan empat taksonomi integrasi perilaku kepemimpinan
yang efektif adalah:
- Kemampuan Membangun Hubungan
Yaitu sikap/perilaku mendukung, mengembangkan,
membimbing bawahan, membangun tim kerja, mengelola konflik, dan membentuk
jaringan.
- Kemampuan Mencari dan Memberikan Informasi
Yaitu aktifitas memonitoring, menjelaskan dan
menginformasikan ke bawahan.
- Kemampuan Membuat Keputusan
Yaitu dalam hal merencanakan, memecahkan masalah,
berkonsultasi dan pendelegasian.
- Kemampuan Mempengaruhi Orang Lain
Yaitu dalam hal memotivasi, mengakui, dan memberikan
imbalan kepada bawahan.
RUJUKAN
- Abdulkadir, 2005, Pengaruh Keadilan Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Gaji, Komitmen Organisasi dan Kinerja, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Surabaya.
- Achmad Sobirin, 2002, Budaya: Sumber Kekuatan Sekaligus Kelemahan Organisasi. Jurnal Siasat Bisnis, No.7, Vol. 1, Hal. 1-20.
- Andreas Budihardjo, 2003, Peranan Budaya Perusahaan : Suatu Pendekatan Sistematik dalam Mengelola Perusahaan. Jurnal Manajemen Prasetya Mulya, Mei, Vol. VIII, No. 14.
- Alimuddin, 2002, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Badan Pengawasan Daerah Kota Makassar, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Gajah Mada (tidak dipublikasikan).
- Ali, Muhamad, 2005, Analisis Pengaruh Variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Sorong, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th. IX, No, 2, Surabaya.
- Armanu Thoyib, 2005, Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja:Pendekatan Konsep, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005, h. 60- 7.3.
- Baker G.A., & Associates, 1992, Cultural Leadership: Inside America’s community colleges, Washington DC: American Association of Community and Junior Colleges.
- Baldwin R. G., 1998, Technology’s Impact on Faculty Life and Work. In K. H.
- Barley S., Meyer G., dan Gosh D., 1998, Cultures of Culture: Academics, Practitioners, and the Pragmatics of Normative Control, Administrative Science Quarterly, 33 : 24-60.
- Barr R. B., & Tagg J., 1995, From Thing to Learning: A New Paradigm for undergraduate education, Change, 27(5), 12-25.
- Bass, B.M dan Avolio, 1990, The Implications of Transactional and Transformational, Team and Organization Development, 4, p.231- 273.
- Bass, B.M. dan Avolio, 1997, Does The Transactional – Transformational Leadership Paradigm Transcend Organizational and National Boundaries?, Journal American Psychologist, 52: 130-139.
- Bernstein Aaron, 1993, Making Teamwork Work and Appeasing uncle Sam, Business Week, January 25, 101.
- Bluestone, Barry, and Irving Bluestone, 1992, Negotiating The Future: A Labor Perspective on American Business. New York: Basic Books.
- Bourantas, Dimitris and Papalexanderis, Nancy, 1993, Differences In Leadership Behavior And Influence Between Public And Private Organization In Greece, The International Journal of Human Resources Management, 4:4 December.
- BPKP, 2000, Pengukuran Kinerja, Suatu Tinjauan pada Instansi Pemerintah, Tim Study Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta.
- Bonar M. Sinaga, 1994, Berbagai Metode Sampling, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
- Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, The Influence of Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviours, Journal of Managerial Issues, Summer, 2002, p:181-197.
- Chen, Li Yueh, 2004, Examining The Effect Of Organization Culture And Leadership Behaviors On Organizational Commitment, Job Satisfaction, Adan Job Performance At Small And Middle-Sized Firma Of Taiwan, Journal of American Academy of Business, Sep 2004, 5, 1/2, 432-438.
- Cameron K. S, and Freeman S. J., 1991, Congruence, Strength, and type: Relationship to Effectiveness, Research in Organozational Cultural Change and Development, Vol.5, pp.23-58.
- Clugston M., 2000, The Mediating Effect of Multidimensional Comitment on Job Satisfaction an Intent to Leave, Journal of Organizational Behavior, 21 (4) : 477 – 486.
- Currivan D. B., 1999, The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment in Models of Employee Turnover, Human Resource Management Review, Vol.9.
- Daulatram B. Lund 2003, Organizational Culture and Job Satisfaction, Journal of Business and Industrial Marketing , Vol. 18, No. 3.
- Darwinto, 2008. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi untuk Meningkatkan Kinerja karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Universitas Diponogoro. Semarang.
- Denison, 1990, Cooperate Culture and Organizational Effectiveness, New York, Willey.
- Djarwanto PS dan Subagyo, Pangestu, 1998, Statistik Induktif, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.
- Ferdinand, Augusty, 2006, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
- Dolence M. G., & Norris D. M., 1995, Transforming Higher Education: A Vision for Learning in The 21st Century, Ann Arbor. MI: Society for College and University Planning.
- Erni R. Ernawan, 2004, Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur, Usahawan, September, No. 09, Tahun XXXIII.
- Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional: Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
- Gibson J. H., Ivancevich J. M. & Donnally Jr. J. H., 1991, Organization: Behaviour, Stucture, Processes, Homeword III: Richard D. Irwin, Inc.
- Gillespie (Ed.), The Impact on Technology on Faculty Development, Life, and Work (pp. 7-21), San Francisco: Jossey-Bass.
- Golberg C.B., dan Waldman D.A., 2000, Modeling Employee Absenteeism : Testing Alternative Measures Mediating Effects Based on Job Satisfaction, Journal of Organizational Behavior, 21 (6) : 665-676.
- Gratton M., 1993, Leadership in The Learning Organization, New Directions for Community Colleges, 84, 93-103.
- Guest D., 1997, Human Resources Management and Performance : A Review and Research Agent, International Journal of Human Resources Management, (3) : 263 – 276.
- Gumport P. J., 2003, The Demand Response Scenario: Perspective of Community College Presidents, Annals of The American Academy of Political and Social Science, 586, 38-61.
- Hadi, Sutrisno, 1993, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta.
- Hair, J.F.,Jr.,R.E. Anderson, R.L., Tatham & W.C. Black, 1995, Multivariate Data Analysis With Readings, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
- Handoko, Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
- Harris L.C., Ogbonna E, 2001, Leadership Style and Market Orientation : An Empirical Study, European Journal of Marketing, 35,5/6
- Harris S. G. & Mossholder K. W, 1996, The Effective Implication of Perceived Congruence with Cultural Dimensions During Organizational Transformation, Journal of Management, 22, 527-547.
- Hersey P, & Blachard K. H., 1969, Life Cycle Theory of Leadership, Training and Development Journal, 23(2), 26-34.
- Hofstede G., Neuijen B., Ohayu D. dan Sander G., 1990, Measuring Organizational Cultures : A Qualitative Study Across Twenty Cases, Administrative Science Quarterly, 35 : 285 – 316.
- Holdnack. et al, 1993, An Examination of Leadership Stylle and its Relevance to Shift Work in an Organizational Setting, Health Care Mnagement Review, 18(3) : 21-30.
- Hurtado S., & Dey E. L., 1997, Achieving The Goals of Multiculturalism and Diversity. In M. Peterson. D. D. Dill. L. Mets, & Associates (Eds.), Planning and Management for A Changing environment (pp.405-431), San Francisco: Jossey-Bass.
- Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang, 2002, Metodologi Penelitiaan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.
- Johnstone D. B., 1999, The Challenge of Planning in Public, Planning for Higher Education, 28(2), 57-64.
- Judge dan Bono, 2000, Five-Factor Model of Personality and Transformational Leadership, Journal of Applied Psychology, 85 (5): 751- 765.
- Kabul, Imam, 2005, Kepemimpinan Partisipasif dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Anggota Organisasi, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th. IX, No 2, Surabaya.
- Kirkpatrick S., & Loecke E. A., 1996, Direct and Indirect Effect of Three Core Charismatic Leadership Components on Performance and Attitudes, Journal of Applied Psychology, 81: 36-51.
- Kotter J.P. and Heskett J.L., 1992, Corporate Culture and Performance, The Free Press, New York.
- Kreitner, Robert; dan Kinicki, Angelo, 2005,Perilaku Organisasi, Buku 1, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.
- Lawler E. E., & Porter L. W., 1969, The Effect of Performance on Job Satisfaction, Industrial Relations, Vol.8, p.20-8.
- Levy P.E., dan Williams J.R, 1998, The Rule of Perceived System Knowledge in Predicting Appraisal Reactions, Job Satisfaction and Organizational Commitment, Journal of Organizational Behavior, 19 : 53 – 65.
- Li Yueh Chen, 2004, Examining The Effect of Organization Culture and Leadership Behaviors on Organizational Commitment, Job Satisfaction, and Job Performance at Small and Middle – Size Firms of Taiwan, The Journal of Amerika of American Academy of Business, Cambridge, September.
- Locke, E. A., 1997, Esensi Kepemimpinan (terjemahan), Mitra Utama, Jakarta.
- Lok dan Crawford, 2004, The Effect of organizational culture and leadership style on job satisfaction and organizational commitment across-National Comparison, The Journal of Management Development, Vol. 23, No. 4, 321-337.
- Lucey C. A., 2002, Civic Engagement, Shared, Governance, and Community College, Academy, 88(4), 27-31.
- Lum, L., Kervin J. Clark K., Reid F., dan Sirola W., 1998, Explaining Nursing Turnover Intent : Job Satisfaction, Pay Satisfaction, or Organizational Commitment, Journal of Organizational Behavior, 19 : 305 – 320.
- Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Penerbit Andi, Yogyakarta.
- Luthans F., 1992, Organizational Behavioral, 7th Edition, McGraw-Hill, New York.
- Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
- Masrukin dan Waridin, 2006, Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pengelolaan Pasar Daerah di Kabupaten Demak, Ekobis. Semarang.
- MacKenzie, Scoot., Podsakoff, Philip., Ahearne, Michael, 1998, Some Possible Antecedents and Consequences of In-Role and Extra-Role Salesperson Performance, Journal of Marketing, Vol. 62, No. 3, p. 87.
- Mamduh, H., 1997, Manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
- Martin J., 1992, Cultures in Organizations: Three Perspective, Oxford University Press, London.
- Marzuki, Sukarno, 2002, Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Account Officer : Studi Empirik pada Kantor Cab BRI di Wilayah Jawa Timur, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
- Maryani, Dwi dan Supomo Bambang. (2001). Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual. Yogyakarta : Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 3,No. 1, April.
- Mas’ud, Fuad, 2004, Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit,BP-UNDIP, Semarang.
- Morrison, Kimberly, 1997, How Franchise Job Satisfaction and Personality Affects Performance, Organizational Commitment, Franchisor Relations, and Intention to Remain, Journal of Small Business Management, Vol. 35, No. 3, p.39.
- Nur, Indriantoro, 2000, Hubungan A Size Dana Fungsi dengan Culture Organizational Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
- Nystrom P.C., 1993, Organizational Culture Strategies, and Commitments in Health Care Organizations, Health Care Management Review, Vol.18, p.43-9.
- Ostroff, Cheri, 1992, The Relationship Between Satisfaction, Attitude and Performance : An Organizational Level Analysis, Journal of Applied Psychology, Vol 77, No. 5.
- O’ Banion T., 1997, A Learning College for The 21st Century, Phoenix, AZ: American Council on Education Oryx Press Series on Higher Education.
- O’ Reilly III C. A., Chatman J. Caldwell D. F., 1991, People and Organizational Culture: A Profile Comparison Approach to Assessing Person – Organization Fit, Academy of Management Journal, Vol. 34, 3, p.487- 516.
- Payamta, 2003, Gaya Kepemimpinan : Perkembangan dan Kepemimpinan Dalam Era Global, Telaah , September No. 13.
- Peterson D. E., & J. Hillkirk, 1941, A Better Idea: Redefining The Way American Companies Work, Boston: Houghton-Mifflin.
- Robbins S. P., 2001, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, edisi kedelapan versi Bahasa Indonesia, Jilid 1 & 2, PT Prenhallindo, Jakarta.
- Russ F.A., dan Mc. Nelly K.M, 1995, Link Among Satisfaction, Commitment, and Turnover Intent : The Moderating Effect of Experience, Gender, and Performance, Journal of Business Research, 34 : 57 – 65.
- Sekaran, Uma. 2003. Research Method for Business. John Wiley and Sons, Inc. New York.
- Shea Christine M, 1999, The Effect of Leadership Style on Performance Improvement on a Manufacturing Task, Journal of Business, Vol 72, No. 3.
- Sheridan J.E 1992, Organizational Culture and Employee Retention, Academy of Management Journal (Desember) PP 1036 - 1056.
- Singh-Sengupta, Sunita, 1997, Leadership: A Style or an Influence Process, Ijir, vol.32, no32 january, 265-286.
- Soehardi Sigit, 2001, Esensi Teori Perilaku Organisasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, Yogyakarta.
- Soonhee Kim, 2002, Participative Management and Job Satisfaction : Lesson for Management Leadership, Public Administration Review, Vol 62, No. 2, P. 231 - 241.
- Sudarmadi, 2007. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
- Tett R. P., & J. P Meyer, 1993, Job Satisfaction Organizational Commitment, Turnover Intention, and Turnover: Path Analyses Based on Meta-Analytic Findings, Personnel Psychology 46(2): 259-93.
- Trovik S. J & McGiveren M. H., 1997, Determinants of Organizational Performance, Management Decision, Volume 35, P.417-35
- Vanderberg R.J., Lance C.E, 1994, Examining The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment, Journal of Management, 18 (1) : 153 – 167.
- Wagner J. A. III, 1994, Participation’s Effect on Performance and Satisfaction: A Reconsideration of Research Evidence, Academy of Management Review, 19 (2): 312-30.
- Witt L.A., Nye L.G., 1992, Gender and The Relationship Between Perceived Fairness of Pay or Promotion and Job Satisfaction, Journal of Applied Psychology, 78 (5) : 744 – 780.
- Yukl, Gary. 2002. Kepemimpinan dalam Organisasi (Edisi Bahasa Indonesia). Prenhallindo. Jakarta.