Ads 468x60px

.

Tuesday 16 February 2010

PENGERTIAN KEPUASAN KERJA


Karyawan yang bekerja dalam keadaan terpaksa akan memiliki hasil kerja (performance) yang buruk dibanding dengan karyawan yang bekerja dengan semangat tinggi.
Apabila perusahaan memiliki karyawan yang mayoritas kepuasannya rendah, dapat berpengaruh terhadap tingkat produktifitas perusahaan secara keseluruhan menurun, dalam hal ini akan merugikan perusahaan. Karena itu perusahaan perlu memperhatikaan derajat kepuasan karyawan dengan cara mengkaji ulang aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Reaksi negatif yang muncul karena ketidakpuasan kerja dapat berakibat seperti karyawan sering mangkir, melakukan sabotase, menjadi agresif yang destruktif, hasil kerja yang menurun dan angka turnover yang tinggi.
Schult (1990), menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan langsung dengan positive behavior pada pekerjaan. Menurutnya karyawan yang memiliki kepuasan tinggi maka tingkat performance-nya tinggi daripada karyawan yang kepuasannya rendah.
Hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah hubungan yang saling menguntungkan. Di satu sisi perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang besar, disisi lain karyawan menginginkan harapan dan kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi perusahaan. Karena itu SDM sebagai aset yang berharga, perusahaan harus memperhatikan aspek-aspek yang dapat memunculkan rasa aman dan kepuasan karyawan terhadap pekerjannya atau yang sering disebut dengan kepuasan kerja (Job Satisfaction).
Banyak pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kepuasan kerja, dan masing-masing ahli memberikan batasan-batasan tersendiri dari kepuasan tersebut. Diantaranya menurut Robbins (1998), mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerjanya, sedangkan yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Pandangan ini bersifat individual tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Sementara Luthans (1995), berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah ungkapan kepuasan karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka dapat memberikan manfaat bagi organisasi, yang berarti apa yang diperoleh dalam bekerja sudah memenuhi apa yang dianggap penting. Ada 3 dimensi tentang kepuasan kerja menurut Luthans (1995) adalah sebagai berikut :
a. Kepuasan kerja adalah merupakan suatu emosi yang merupakan respon terhadap situasi kerja sehingga kepuasan kerja tidak dapat dilihat namun bisa dirasakan dan akan tercermin dalam sikap.
b. Kepuasaan kerja dalam hasil yang sesuai atau bahkan melebihi yang diharapkan, seperti seseorang yang bekerja sebaik yang mampu dilakukan dan bersikap mendapat imbalan yang sepadan.
c. Kepuasan kerja biasanya dinyatakan dalam sikap, seperti semakin loyal dalam perusahaan, bekerja dengan baik, berdedikasi tinggi pada perusahaan, tertib dan mematuhi peraturan dan sikap lain yang bersifat positif.
Kepuasan kerja dinyatakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau sisi hasil emosional yang positif atas penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang (Loche, dalam Vanderberg dan Lance, 1992).
Kepuasan kerja seseorang ditentukan oleh perbedaan antara semua yang diharapkan dengan semua yang dirasakan dari pekerjaannya atau semua yang diterimanya secara aktual. Kepuasan kerja merupakan hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidaknya karyawan terhadap berbagai aspek pekerjaannya. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja mencerminkan sikap seseorang terhadap pekerjaannya, yang akan mempengaruhi terhadap kinerja dari seseorang dalam bekerja.
Ada beberapa faktor dalam organisasi yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, menurut Locke dalam Robbins (2003) adalah:
a. Kerja yang secara mental menantang.
Karyawan lebih cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja.
b. Ganjaran yang pantas.
Karyawan cenderung menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapan mereka. Jika upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan memberikan kepuasan.
c. Kondisi kerja yang mendukung.
Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.
d. Rekan kerja yang mendukung.
Bagi kebanyakan karyawan, interaksi sosial dibutuhkan. Oleh karena itu mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung, menghantarkan kepada kepuasan yang meningkat.
e. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seseorang karyawan dan pekerjaan akan menghasilkan individu yang lebih terpuaskan.
Orang-orang yang dengan tipe kepribadian kongruen dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka, sehingga kemungkinan keberhasilan dalam pekerjaannya cenderung meningkat, dan mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaannya.
Hubungan antara bawahan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam meningkatkan produktifitas kerja terhadap kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi tempat bekerja (Celluci dan De Fries, dalam Fuad Mas’ud, 2004).
Kepuasan kerja merupakan faktor penentu bagi sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Bila pekerjaan itu menyenangkan dan sesuai dengan keinginan karyawan maka kepuasan kerja karyawan terpenuhi. Jika faktor tersebut dirasakan kurang atau tidak diberikan maka karyawan akan merasa tidak puas, akan banyak mengeluh, dan jika karyawan merasakan faktor-faktor yang ada terpenuhi, maka kepuasan kerja ada dengan sendirinya.
Dimensi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidaknya karyawan atas berbagai aspek pekerjaannya.
Dimensi kepuasan kerja di sini dikembangkan oleh Celluci, Anthony dan De Vries dalam Fuad Mas’ud, (2004) adalah sebagai berikut:
1. Kepuasan dengan gaji.
2. Kepuasan dengan promosi.
3. Kepuasan dengan rekan sekerja.
4. Kepuasan dengan atasan
5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri.

RUJUKAN
  1. Abdulkadir, 2005, Pengaruh Keadilan Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Gaji, Komitmen Organisasi dan Kinerja, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Surabaya.
  2. Achmad Sobirin, 2002, Budaya: Sumber Kekuatan Sekaligus Kelemahan Organisasi. Jurnal Siasat Bisnis, No.7, Vol. 1, Hal. 1-20.
  3. Andreas Budihardjo, 2003, Peranan Budaya Perusahaan : Suatu Pendekatan Sistematik dalam Mengelola Perusahaan. Jurnal Manajemen Prasetya Mulya, Mei, Vol. VIII, No. 14.
  4. Alimuddin, 2002, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Badan Pengawasan Daerah Kota Makassar, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Gajah Mada (tidak dipublikasikan).
  5. Ali, Muhamad, 2005, Analisis Pengaruh Variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Sorong, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th. IX, No, 2, Surabaya.
  6. Armanu Thoyib, 2005, Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja:Pendekatan Konsep, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005, h. 60- 7.3.
  7. Baker G.A., & Associates, 1992, Cultural Leadership: Inside America’s community colleges, Washington DC: American Association of Community and Junior Colleges.
  8. Baldwin R. G., 1998, Technology’s Impact on Faculty Life and Work. In K. H.
  9. Barley S., Meyer G., dan Gosh D., 1998, Cultures of Culture: Academics, Practitioners, and the Pragmatics of Normative Control, Administrative Science Quarterly, 33 : 24-60.
  10. Barr R. B., & Tagg J., 1995, From Thing to Learning: A New Paradigm for undergraduate education, Change, 27(5), 12-25.
  11. Bass, B.M dan Avolio, 1990, The Implications of Transactional and Transformational, Team and Organization Development, 4, p.231- 273.
  12. Bass, B.M. dan Avolio, 1997, Does The Transactional – Transformational Leadership Paradigm Transcend Organizational and National Boundaries?, Journal American Psychologist, 52: 130-139.
  13. Bernstein Aaron, 1993, Making Teamwork Work and Appeasing uncle Sam, Business Week, January 25, 101.
  14. Bluestone, Barry, and Irving Bluestone, 1992, Negotiating The Future: A Labor Perspective on American Business. New York: Basic Books.
  15. Bourantas, Dimitris and Papalexanderis, Nancy, 1993, Differences In Leadership Behavior And Influence Between Public And Private Organization In Greece, The International Journal of Human Resources Management, 4:4 December.
  16. BPKP, 2000, Pengukuran Kinerja, Suatu Tinjauan pada Instansi Pemerintah, Tim Study Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta.
  17. Bonar M. Sinaga, 1994, Berbagai Metode Sampling, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
  18. Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, The Influence of Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviours, Journal of Managerial Issues, Summer, 2002, p:181-197.
  19. Chen, Li Yueh, 2004, Examining The Effect Of Organization Culture And Leadership Behaviors On Organizational Commitment, Job Satisfaction, Adan Job Performance At Small And Middle-Sized Firma Of Taiwan, Journal of American Academy of Business, Sep 2004, 5, 1/2, 432-438.
  20. Cameron K. S, and Freeman S. J., 1991, Congruence, Strength, and type: Relationship to Effectiveness, Research in Organozational Cultural Change and Development, Vol.5, pp.23-58.
  21. Clugston M., 2000, The Mediating Effect of Multidimensional Comitment on Job Satisfaction an Intent to Leave, Journal of Organizational Behavior, 21 (4) : 477 – 486.
  22. Currivan D. B., 1999, The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment in Models of Employee Turnover, Human Resource Management Review, Vol.9.
  23. Daulatram B. Lund 2003, Organizational Culture and Job Satisfaction, Journal of Business and Industrial Marketing , Vol. 18, No. 3.
  24. Darwinto, 2008. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi untuk Meningkatkan Kinerja karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Universitas Diponogoro. Semarang.
  25. Denison, 1990, Cooperate Culture and Organizational Effectiveness, New York, Willey.
  26. Djarwanto PS dan Subagyo, Pangestu, 1998, Statistik Induktif, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.
  27. Ferdinand, Augusty, 2006, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
  28. Dolence M. G., & Norris D. M., 1995, Transforming Higher Education: A Vision for Learning in The 21st Century, Ann Arbor. MI: Society for College and University Planning.
  29. Erni R. Ernawan, 2004, Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur, Usahawan, September, No. 09, Tahun XXXIII.
  30. Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional: Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
  31. Gibson J. H., Ivancevich J. M. & Donnally Jr. J. H., 1991, Organization: Behaviour, Stucture, Processes, Homeword III: Richard D. Irwin, Inc.
  32. Gillespie (Ed.), The Impact on Technology on Faculty Development, Life, and Work (pp. 7-21), San Francisco: Jossey-Bass.
  33. Golberg C.B., dan Waldman D.A., 2000, Modeling Employee Absenteeism : Testing Alternative Measures Mediating Effects Based on Job Satisfaction, Journal of Organizational Behavior, 21 (6) : 665-676.
  34. Gratton M., 1993, Leadership in The Learning Organization, New Directions for Community Colleges, 84, 93-103.
  35. Guest D., 1997, Human Resources Management and Performance : A Review and Research Agent, International Journal of Human Resources Management, (3) : 263 – 276.
  36. Gumport P. J., 2003, The Demand Response Scenario: Perspective of Community College Presidents, Annals of The American Academy of Political and Social Science, 586, 38-61.
  37. Hadi, Sutrisno, 1993, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta.
  38. Hair, J.F.,Jr.,R.E. Anderson, R.L., Tatham & W.C. Black, 1995, Multivariate Data Analysis With Readings, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  39. Handoko, Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
  40. Harris L.C., Ogbonna E, 2001, Leadership Style and Market Orientation : An Empirical Study, European Journal of Marketing, 35,5/6
  41. Harris S. G. & Mossholder K. W, 1996, The Effective Implication of Perceived Congruence with Cultural Dimensions During Organizational Transformation, Journal of Management, 22, 527-547.
  42. Hersey P, & Blachard K. H., 1969, Life Cycle Theory of Leadership, Training and Development Journal, 23(2), 26-34.
  43. Hofstede G., Neuijen B., Ohayu D. dan Sander G., 1990, Measuring Organizational Cultures : A Qualitative Study Across Twenty Cases, Administrative Science Quarterly, 35 : 285 – 316.
  44. Holdnack. et al, 1993, An Examination of Leadership Stylle and its Relevance to Shift Work in an Organizational Setting, Health Care Mnagement Review, 18(3) : 21-30.
  45. Hurtado S., & Dey E. L., 1997, Achieving The Goals of Multiculturalism and Diversity. In M. Peterson. D. D. Dill. L. Mets, & Associates (Eds.), Planning and Management for A Changing environment (pp.405-431), San Francisco: Jossey-Bass.
  46. Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang, 2002, Metodologi Penelitiaan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.
  47. Johnstone D. B., 1999, The Challenge of Planning in Public, Planning for Higher Education, 28(2), 57-64.
  48. Judge dan Bono, 2000, Five-Factor Model of Personality and Transformational Leadership, Journal of Applied Psychology, 85 (5): 751- 765.
  49. Kabul, Imam, 2005, Kepemimpinan Partisipasif dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Anggota Organisasi, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th. IX, No 2, Surabaya.
  50. Kirkpatrick S., & Loecke E. A., 1996, Direct and Indirect Effect of Three Core Charismatic Leadership Components on Performance and Attitudes, Journal of Applied Psychology, 81: 36-51.
  51. Kotter J.P. and Heskett J.L., 1992, Corporate Culture and Performance, The Free Press, New York.
  52. Kreitner, Robert; dan Kinicki, Angelo, 2005,Perilaku Organisasi, Buku 1, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.
  53. Lawler E. E., & Porter L. W., 1969, The Effect of Performance on Job Satisfaction, Industrial Relations, Vol.8, p.20-8.
  54. Levy P.E., dan Williams J.R, 1998, The Rule of Perceived System Knowledge in Predicting Appraisal Reactions, Job Satisfaction and Organizational Commitment, Journal of Organizational Behavior, 19 : 53 – 65.
  55. Li Yueh Chen, 2004, Examining The Effect of Organization Culture and Leadership Behaviors on Organizational Commitment, Job Satisfaction, and Job Performance at Small and Middle – Size Firms of Taiwan, The Journal of Amerika of American Academy of Business, Cambridge, September.
  56. Locke, E. A., 1997, Esensi Kepemimpinan (terjemahan), Mitra Utama, Jakarta.
  57. Lok dan Crawford, 2004, The Effect of organizational culture and leadership style on job satisfaction and organizational commitment across-National Comparison, The Journal of Management Development, Vol. 23, No. 4, 321-337.
  58. Lucey C. A., 2002, Civic Engagement, Shared, Governance, and Community College, Academy, 88(4), 27-31.
  59. Lum, L., Kervin J. Clark K., Reid F., dan Sirola W., 1998, Explaining Nursing Turnover Intent : Job Satisfaction, Pay Satisfaction, or Organizational Commitment, Journal of Organizational Behavior, 19 : 305 – 320.
  60. Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  61. Luthans F., 1992, Organizational Behavioral, 7th Edition, McGraw-Hill, New York.
  62. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
  63. Masrukin dan Waridin, 2006, Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pengelolaan Pasar Daerah di Kabupaten Demak, Ekobis. Semarang.
  64. MacKenzie, Scoot., Podsakoff, Philip., Ahearne, Michael, 1998, Some Possible Antecedents and Consequences of In-Role and Extra-Role Salesperson Performance, Journal of Marketing, Vol. 62, No. 3, p. 87.
  65. Mamduh, H., 1997, Manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
  66. Martin J., 1992, Cultures in Organizations: Three Perspective, Oxford University Press, London.
  67. Marzuki, Sukarno, 2002, Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Account Officer : Studi Empirik pada Kantor Cab BRI di Wilayah Jawa Timur, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
  68. Maryani, Dwi dan Supomo Bambang. (2001). Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual. Yogyakarta : Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 3,No. 1, April.
  69. Mas’ud, Fuad, 2004, Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit,BP-UNDIP, Semarang.
  70. Morrison, Kimberly, 1997, How Franchise Job Satisfaction and Personality Affects Performance, Organizational Commitment, Franchisor Relations, and Intention to Remain, Journal of Small Business Management, Vol. 35, No. 3, p.39.
  71. Nur, Indriantoro, 2000, Hubungan A Size Dana Fungsi dengan Culture Organizational Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
  72. Nystrom P.C., 1993, Organizational Culture Strategies, and Commitments in Health Care Organizations, Health Care Management Review, Vol.18, p.43-9.
  73. Ostroff, Cheri, 1992, The Relationship Between Satisfaction, Attitude and Performance : An Organizational Level Analysis, Journal of Applied Psychology, Vol 77, No. 5.
  74. O’ Banion T., 1997, A Learning College for The 21st Century, Phoenix, AZ: American Council on Education Oryx Press Series on Higher Education.
  75. O’ Reilly III C. A., Chatman J. Caldwell D. F., 1991, People and Organizational Culture: A Profile Comparison Approach to Assessing Person – Organization Fit, Academy of Management Journal, Vol. 34, 3, p.487- 516.
  76. Payamta, 2003, Gaya Kepemimpinan : Perkembangan dan Kepemimpinan Dalam Era Global, Telaah , September No. 13.
  77. Peterson D. E., & J. Hillkirk, 1941, A Better Idea: Redefining The Way American Companies Work, Boston: Houghton-Mifflin.
  78. Robbins S. P., 2001, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, edisi kedelapan versi Bahasa Indonesia, Jilid 1 & 2, PT Prenhallindo, Jakarta.
  79. Russ F.A., dan Mc. Nelly K.M, 1995, Link Among Satisfaction, Commitment, and Turnover Intent : The Moderating Effect of Experience, Gender, and Performance, Journal of Business Research, 34 : 57 – 65.
  80. Sekaran, Uma. 2003. Research Method for Business. John Wiley and Sons, Inc. New York.
  81. Shea Christine M, 1999, The Effect of Leadership Style on Performance Improvement on a Manufacturing Task, Journal of Business, Vol 72, No. 3.
  82. Sheridan J.E 1992, Organizational Culture and Employee Retention, Academy of Management Journal (Desember) PP 1036 - 1056.
  83. Singh-Sengupta, Sunita, 1997, Leadership: A Style or an Influence Process, Ijir, vol.32, no32 january, 265-286.
  84. Soehardi Sigit, 2001, Esensi Teori Perilaku Organisasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, Yogyakarta.
  85. Soonhee Kim, 2002, Participative Management and Job Satisfaction : Lesson for Management Leadership, Public Administration Review, Vol 62, No. 2, P. 231 - 241.
  86. Sudarmadi, 2007. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
  87. Tett R. P., & J. P Meyer, 1993, Job Satisfaction Organizational Commitment, Turnover Intention, and Turnover: Path Analyses Based on Meta-Analytic Findings, Personnel Psychology 46(2): 259-93.
  88. Trovik S. J & McGiveren M. H., 1997, Determinants of Organizational Performance, Management Decision, Volume 35, P.417-35
  89. Vanderberg R.J., Lance C.E, 1994, Examining The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment, Journal of Management, 18 (1) : 153 – 167.
  90. Wagner J. A. III, 1994, Participation’s Effect on Performance and Satisfaction: A Reconsideration of Research Evidence, Academy of Management Review, 19 (2): 312-30.
  91. Witt L.A., Nye L.G., 1992, Gender and The Relationship Between Perceived Fairness of Pay or Promotion and Job Satisfaction, Journal of Applied Psychology, 78 (5) : 744 – 780.
  92. Yukl, Gary. 2002. Kepemimpinan dalam Organisasi (Edisi Bahasa Indonesia). Prenhallindo. Jakarta.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL TERKAIT