Ads 468x60px

.

Thursday 18 February 2010

PENGERTIAN KINERJA KARYAWAN


Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya informasi mengenai kinerja suatu instansi pemerintah, akan dapat diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atas kebijakan, meluruskan kegiatankegiatan utama, dan tugas pokok instansi, bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan instansi untuk memutuskan suatu tindakan, dan lain-lain.
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kualitas perilaku karyawan atau hasil yang dicapainya secara fundamental ditentukan oleh keahlian dan kemampuan karyawan yang bersangkutan (Syafaruddin Alwi, 2001). Disamping itu juga motivasi dan kesempatan (Robbins, 2001). Terdapat beraneka dimensi kinerja, banyak diantaranya yang tidak berkaitan. Seseorang mungkin sangat tinggi pada satu dimensi dan rendah pada dimensi lainnya.
Bernadin H. John Joyce E A Russel (1993), bahwa kinerja sebagai catatan keberhasilan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu/kegiatan selama periode tertentu. Menurutnya ada enam kategori untuk mengukur kinerja karyawan yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian dan komitmen kerja. Sementara Seymour (1991), kinerja sebagai pelaksanaan tugas yang diukur; sedangkan Byors dan Rue (1998), kinerja merupakan derajat penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang yang seberapa baik individu memenuhi permintaan pekerjaan. Kinerja diartikan sebagai tingkatan pekerjaan aktual yang dilaksanakan oleh para karyawan (Shore, Newton, dan Thornton 1990).
Kinerja didefinisikan sebagai kontribusi terhadap hasil akhir organisasi dalam kaitannya dengan sumber yang dihabiskan (Bain dalam McNeese-Smith, 1996) dan harus diukur dengan indikator kualitatif dan kuantitatif (Belcher dalam McNeese-Smith, 1996). Maka pengembangan instrument dilakukan untuk menilai persepsi pekerjaan akan kinerja diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan item-item seperti out put, pencapaian tujuan, pemenuhan deadline, penggunaan jam kerja dan ijin sakit (Sukarno, 2002).
Bass dan Avolio (1990) menjelaskan bahwa dalam organisasi formal, kinerja karyawan secara individual atau kelompok tergantung pada usaha mereka dan arah serta kompetensi dan motivasi untuk menunjukkan performansi sesuai yang diharapkan untuk mencapai sasaran berdasarkan posisi mereka di dalam sistem (Alimuddin, 2002).
Untuk dapat mengetahui kinerja seseorang atau organisasi, perlu diadakan pengukuran kinerja. Menurut Stout (BPKP, 2000), pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. Maksudnya setiap kegiatan organisasi harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah organisasi di masa yang akan datang yang dinyatakan dengan pencapaian visi dan misi organisasi. Produk dan jasa yang dihasilkan akan kurang berarti apabila tidak ada kontribusinya terhadap pencapaian visi dan misi organisasi.
Melalui pengukuran kinerja diharapkan pola kerja dan pelaksanaan tugas pembangunan dan tugas umum pemerintahan akan terlaksana secara efesien dan efektif dalam mewujudkan tujuan nasional.
Dari pengertian-pengertian kinerja diatas, maka kinerja dapat diartikan sebagai catatan keberhasilan dari suatu pekerjaan/tugas yang telah dicapai seseorang melalui pengevaluasian/penilaian kinerja karyawan merupakan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Seperti dikatakan bahwa kinerja telah menjadi kerangka pikir sentral untuk dijadikan pemicu pencapaian tujuan organisasi bisnis. Namun hingga saat ini belum ada satupun yang dapat dianggap sebagai teori umum tentang kinerja tersebut (Guest, 1997). Teori tentang kinerja tersebut dimaksudkan untuk dapat menjelaskan memberikan suatu peramalan dan mengendalikan kinerja di masa yang akan datang. Penjelasan tentang kinerja yang ada saat ini kerapkali dikaitkan dengan masalah kriteria. Dengan kata lain, kinerja menjadi tolok ukur untuk dikatakan suatu aktifitas berjalan sesuai rencana atau tidak.
Dalam pengukuran kinerja (performance measurement) organisasi hendaknya dapat menentukan aspek-aspek apa saja yang menjadi topik pengukurannya. Miner (Sainul, 2002) menetapkan komponen variabel pengukuran kinerja ke dalam 3 kelompok besar, yaitu:
(1) berkaitan dengan karakteristik kualitas kerja pegawai;
(2) berkaitan dengan kuantitas kerja pegawai; dan
(3) berkaitan dengan kemampuan bekerjasama dengan pegawai lainnya.
Kinerja karyawan mengacu pada mutu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan didalam implementasi mereka melayani program sosial. Memfokuskan pada asumsi mutu bahwa perilaku beberapa orang yang lain lebih pandai daripada yang lainnya dan dapat diidentifikasi, digambarkan, dan terukur. Aspek dalam kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
a. Proaktif dalam pendekatan pekerjaan
b. Bermanfaat dari pengawasan
c. Merasa terikat dalam melayani klien
d. Berhubungan baik dengan staff lain
e. menunjukkan ketrampilan dan pengetahuan inti bekerja aktivitas
f. Menunjukkan kebiasaan bekerja yang baik
g. Mempunyai sikap positif dalam pekerjaan
Kinerja karyawan mengacu pada prestasi kerja karyawan diukur berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja karyawan yang sangat tinggi terutama untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan meliputi strategi organisasi, (nilai tujuan jangka pendek dan jangka panjang, budaya organisasi dan kondisi ekonomi) dan atribut individual antara lain kemampuan dan ketrampilan. Kinerja bias meningkatkan kepuasan para karyawan dalam organisasi dengan kinerja tinggi daripada organisasi dengan kinerja rendah (Ostroff, 1992).
            Kinerja karyawan pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Manfaat Pengukuran Kinerja Karyawan
Adapun manfaat pengukuran kinerja pegawai (BPKP, 2000) akan dapat berguna untuk:
(1) Mendorong orang agar berperilaku positif atau memperbaiki tindakan mereka yang berada di bawah standar kinerja,
(2) Sebagai bahan penilaian bagi pihak pimpinan apakah mereka telah bekerja dengan baik, dan
(3) Memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan untuk peningkatan organisasi
Dimensi Kinerja Karyawan
Dimensi kinerja karyawan (Sudarmadi, 2004) terdiri dari:
1. Menyusun laporan kerja.
2. Ketrampilan dan pengetahuan teknis
3. Mengembangkan inisiatif dan kemandirian
4. Berpedoman pada kebijakan organisasi
5. Memberikan informasi
6. Mengendalikan biaya-biaya
7. Memberikan pelayanan

RUJUKAN

  1. Abdulkadir, 2005, Pengaruh Keadilan Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Gaji, Komitmen Organisasi dan Kinerja, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Surabaya.
  2. Achmad Sobirin, 2002, Budaya: Sumber Kekuatan Sekaligus Kelemahan Organisasi. Jurnal Siasat Bisnis, No.7, Vol. 1, Hal. 1-20.
  3. Andreas Budihardjo, 2003, Peranan Budaya Perusahaan : Suatu Pendekatan Sistematik dalam Mengelola Perusahaan. Jurnal Manajemen Prasetya Mulya, Mei, Vol. VIII, No. 14.
  4. Alimuddin, 2002, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Badan Pengawasan Daerah Kota Makassar, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Gajah Mada (tidak dipublikasikan).
  5. Ali, Muhamad, 2005, Analisis Pengaruh Variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Sorong, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th. IX, No, 2, Surabaya.
  6. Armanu Thoyib, 2005, Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja:Pendekatan Konsep, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005, h. 60- 7.3.
  7. Baker G.A., & Associates, 1992, Cultural Leadership: Inside America’s community colleges, Washington DC: American Association of Community and Junior Colleges.
  8. Baldwin R. G., 1998, Technology’s Impact on Faculty Life and Work. In K. H.
  9. Barley S., Meyer G., dan Gosh D., 1998, Cultures of Culture: Academics, Practitioners, and the Pragmatics of Normative Control, Administrative Science Quarterly, 33 : 24-60.
  10. Barr R. B., & Tagg J., 1995, From Thing to Learning: A New Paradigm for undergraduate education, Change, 27(5), 12-25.
  11. Bass, B.M dan Avolio, 1990, The Implications of Transactional and Transformational, Team and Organization Development, 4, p.231- 273.
  12. Bass, B.M. dan Avolio, 1997, Does The Transactional – Transformational Leadership Paradigm Transcend Organizational and National Boundaries?, Journal American Psychologist, 52: 130-139.
  13. Bernstein Aaron, 1993, Making Teamwork Work and Appeasing uncle Sam, Business Week, January 25, 101.
  14. Bluestone, Barry, and Irving Bluestone, 1992, Negotiating The Future: A Labor Perspective on American Business. New York: Basic Books.
  15. Bourantas, Dimitris and Papalexanderis, Nancy, 1993, Differences In Leadership Behavior And Influence Between Public And Private Organization In Greece, The International Journal of Human Resources Management, 4:4 December.
  16. BPKP, 2000, Pengukuran Kinerja, Suatu Tinjauan pada Instansi Pemerintah, Tim Study Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta.
  17. Bonar M. Sinaga, 1994, Berbagai Metode Sampling, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
  18. Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, The Influence of Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviours, Journal of Managerial Issues, Summer, 2002, p:181-197.
  19. Chen, Li Yueh, 2004, Examining The Effect Of Organization Culture And Leadership Behaviors On Organizational Commitment, Job Satisfaction, Adan Job Performance At Small And Middle-Sized Firma Of Taiwan, Journal of American Academy of Business, Sep 2004, 5, 1/2, 432-438.
  20. Cameron K. S, and Freeman S. J., 1991, Congruence, Strength, and type: Relationship to Effectiveness, Research in Organozational Cultural Change and Development, Vol.5, pp.23-58.
  21. Clugston M., 2000, The Mediating Effect of Multidimensional Comitment on Job Satisfaction an Intent to Leave, Journal of Organizational Behavior, 21 (4) : 477 – 486.
  22. Currivan D. B., 1999, The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment in Models of Employee Turnover, Human Resource Management Review, Vol.9.
  23. Daulatram B. Lund 2003, Organizational Culture and Job Satisfaction, Journal of Business and Industrial Marketing , Vol. 18, No. 3.
  24. Darwinto, 2008. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi untuk Meningkatkan Kinerja karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Universitas Diponogoro. Semarang.
  25. Denison, 1990, Cooperate Culture and Organizational Effectiveness, New York, Willey.
  26. Djarwanto PS dan Subagyo, Pangestu, 1998, Statistik Induktif, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.
  27. Ferdinand, Augusty, 2006, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
  28. Dolence M. G., & Norris D. M., 1995, Transforming Higher Education: A Vision for Learning in The 21st Century, Ann Arbor. MI: Society for College and University Planning.
  29. Erni R. Ernawan, 2004, Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur, Usahawan, September, No. 09, Tahun XXXIII.
  30. Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional: Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
  31. Gibson J. H., Ivancevich J. M. & Donnally Jr. J. H., 1991, Organization: Behaviour, Stucture, Processes, Homeword III: Richard D. Irwin, Inc.
  32. Gillespie (Ed.), The Impact on Technology on Faculty Development, Life, and Work (pp. 7-21), San Francisco: Jossey-Bass.
  33. Golberg C.B., dan Waldman D.A., 2000, Modeling Employee Absenteeism : Testing Alternative Measures Mediating Effects Based on Job Satisfaction, Journal of Organizational Behavior, 21 (6) : 665-676.
  34. Gratton M., 1993, Leadership in The Learning Organization, New Directions for Community Colleges, 84, 93-103.
  35. Guest D., 1997, Human Resources Management and Performance : A Review and Research Agent, International Journal of Human Resources Management, (3) : 263 – 276.
  36. Gumport P. J., 2003, The Demand Response Scenario: Perspective of Community College Presidents, Annals of The American Academy of Political and Social Science, 586, 38-61.
  37. Hadi, Sutrisno, 1993, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta.
  38. Hair, J.F.,Jr.,R.E. Anderson, R.L., Tatham & W.C. Black, 1995, Multivariate Data Analysis With Readings, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  39. Handoko, Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
  40. Harris L.C., Ogbonna E, 2001, Leadership Style and Market Orientation : An Empirical Study, European Journal of Marketing, 35,5/6
  41. Harris S. G. & Mossholder K. W, 1996, The Effective Implication of Perceived Congruence with Cultural Dimensions During Organizational Transformation, Journal of Management, 22, 527-547.
  42. Hersey P, & Blachard K. H., 1969, Life Cycle Theory of Leadership, Training and Development Journal, 23(2), 26-34.
  43. Hofstede G., Neuijen B., Ohayu D. dan Sander G., 1990, Measuring Organizational Cultures : A Qualitative Study Across Twenty Cases, Administrative Science Quarterly, 35 : 285 – 316.
  44. Holdnack. et al, 1993, An Examination of Leadership Stylle and its Relevance to Shift Work in an Organizational Setting, Health Care Mnagement Review, 18(3) : 21-30.
  45. Hurtado S., & Dey E. L., 1997, Achieving The Goals of Multiculturalism and Diversity. In M. Peterson. D. D. Dill. L. Mets, & Associates (Eds.), Planning and Management for A Changing environment (pp.405-431), San Francisco: Jossey-Bass.
  46. Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang, 2002, Metodologi Penelitiaan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.
  47. Johnstone D. B., 1999, The Challenge of Planning in Public, Planning for Higher Education, 28(2), 57-64.
  48. Judge dan Bono, 2000, Five-Factor Model of Personality and Transformational Leadership, Journal of Applied Psychology, 85 (5): 751- 765.
  49. Kabul, Imam, 2005, Kepemimpinan Partisipasif dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Anggota Organisasi, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Th. IX, No 2, Surabaya.
  50. Kirkpatrick S., & Loecke E. A., 1996, Direct and Indirect Effect of Three Core Charismatic Leadership Components on Performance and Attitudes, Journal of Applied Psychology, 81: 36-51.
  51. Kotter J.P. and Heskett J.L., 1992, Corporate Culture and Performance, The Free Press, New York.
  52. Kreitner, Robert; dan Kinicki, Angelo, 2005,Perilaku Organisasi, Buku 1, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.
  53. Lawler E. E., & Porter L. W., 1969, The Effect of Performance on Job Satisfaction, Industrial Relations, Vol.8, p.20-8.
  54. Levy P.E., dan Williams J.R, 1998, The Rule of Perceived System Knowledge in Predicting Appraisal Reactions, Job Satisfaction and Organizational Commitment, Journal of Organizational Behavior, 19 : 53 – 65.
  55. Li Yueh Chen, 2004, Examining The Effect of Organization Culture and Leadership Behaviors on Organizational Commitment, Job Satisfaction, and Job Performance at Small and Middle – Size Firms of Taiwan, The Journal of Amerika of American Academy of Business, Cambridge, September.
  56. Locke, E. A., 1997, Esensi Kepemimpinan (terjemahan), Mitra Utama, Jakarta.
  57. Lok dan Crawford, 2004, The Effect of organizational culture and leadership style on job satisfaction and organizational commitment across-National Comparison, The Journal of Management Development, Vol. 23, No. 4, 321-337.
  58. Lucey C. A., 2002, Civic Engagement, Shared, Governance, and Community College, Academy, 88(4), 27-31.
  59. Lum, L., Kervin J. Clark K., Reid F., dan Sirola W., 1998, Explaining Nursing Turnover Intent : Job Satisfaction, Pay Satisfaction, or Organizational Commitment, Journal of Organizational Behavior, 19 : 305 – 320.
  60. Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Penerbit Andi, Yogyakarta.
  61. Luthans F., 1992, Organizational Behavioral, 7th Edition, McGraw-Hill, New York.
  62. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
  63. Masrukin dan Waridin, 2006, Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pengelolaan Pasar Daerah di Kabupaten Demak, Ekobis. Semarang.
  64. MacKenzie, Scoot., Podsakoff, Philip., Ahearne, Michael, 1998, Some Possible Antecedents and Consequences of In-Role and Extra-Role Salesperson Performance, Journal of Marketing, Vol. 62, No. 3, p. 87.
  65. Mamduh, H., 1997, Manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
  66. Martin J., 1992, Cultures in Organizations: Three Perspective, Oxford University Press, London.
  67. Marzuki, Sukarno, 2002, Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Account Officer : Studi Empirik pada Kantor Cab BRI di Wilayah Jawa Timur, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
  68. Maryani, Dwi dan Supomo Bambang. (2001). Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual. Yogyakarta : Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 3,No. 1, April.
  69. Mas’ud, Fuad, 2004, Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi, Badan Penerbit,BP-UNDIP, Semarang.
  70. Morrison, Kimberly, 1997, How Franchise Job Satisfaction and Personality Affects Performance, Organizational Commitment, Franchisor Relations, and Intention to Remain, Journal of Small Business Management, Vol. 35, No. 3, p.39.
  71. Nur, Indriantoro, 2000, Hubungan A Size Dana Fungsi dengan Culture Organizational Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
  72. Nystrom P.C., 1993, Organizational Culture Strategies, and Commitments in Health Care Organizations, Health Care Management Review, Vol.18, p.43-9.
  73. Ostroff, Cheri, 1992, The Relationship Between Satisfaction, Attitude and Performance : An Organizational Level Analysis, Journal of Applied Psychology, Vol 77, No. 5.
  74. O’ Banion T., 1997, A Learning College for The 21st Century, Phoenix, AZ: American Council on Education Oryx Press Series on Higher Education.
  75. O’ Reilly III C. A., Chatman J. Caldwell D. F., 1991, People and Organizational Culture: A Profile Comparison Approach to Assessing Person – Organization Fit, Academy of Management Journal, Vol. 34, 3, p.487- 516.
  76. Payamta, 2003, Gaya Kepemimpinan : Perkembangan dan Kepemimpinan Dalam Era Global, Telaah , September No. 13.
  77. Peterson D. E., & J. Hillkirk, 1941, A Better Idea: Redefining The Way American Companies Work, Boston: Houghton-Mifflin.
  78. Robbins S. P., 2001, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, edisi kedelapan versi Bahasa Indonesia, Jilid 1 & 2, PT Prenhallindo, Jakarta.
  79. Russ F.A., dan Mc. Nelly K.M, 1995, Link Among Satisfaction, Commitment, and Turnover Intent : The Moderating Effect of Experience, Gender, and Performance, Journal of Business Research, 34 : 57 – 65.
  80. Sekaran, Uma. 2003. Research Method for Business. John Wiley and Sons, Inc. New York.
  81. Shea Christine M, 1999, The Effect of Leadership Style on Performance Improvement on a Manufacturing Task, Journal of Business, Vol 72, No. 3.
  82. Sheridan J.E 1992, Organizational Culture and Employee Retention, Academy of Management Journal (Desember) PP 1036 - 1056.
  83. Singh-Sengupta, Sunita, 1997, Leadership: A Style or an Influence Process, Ijir, vol.32, no32 january, 265-286.
  84. Soehardi Sigit, 2001, Esensi Teori Perilaku Organisasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, Yogyakarta.
  85. Soonhee Kim, 2002, Participative Management and Job Satisfaction : Lesson for Management Leadership, Public Administration Review, Vol 62, No. 2, P. 231 - 241.
  86. Sudarmadi, 2007. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
  87. Tett R. P., & J. P Meyer, 1993, Job Satisfaction Organizational Commitment, Turnover Intention, and Turnover: Path Analyses Based on Meta-Analytic Findings, Personnel Psychology 46(2): 259-93.
  88. Trovik S. J & McGiveren M. H., 1997, Determinants of Organizational Performance, Management Decision, Volume 35, P.417-35
  89. Vanderberg R.J., Lance C.E, 1994, Examining The Causal Order of Job Satisfaction and Organizational Commitment, Journal of Management, 18 (1) : 153 – 167.
  90. Wagner J. A. III, 1994, Participation’s Effect on Performance and Satisfaction: A Reconsideration of Research Evidence, Academy of Management Review, 19 (2): 312-30.
  91. Witt L.A., Nye L.G., 1992, Gender and The Relationship Between Perceived Fairness of Pay or Promotion and Job Satisfaction, Journal of Applied Psychology, 78 (5) : 744 – 780.
  92. Yukl, Gary. 2002. Kepemimpinan dalam Organisasi (Edisi Bahasa Indonesia). Prenhallindo. Jakarta.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL TERKAIT