Ads 468x60px

.

Monday, 5 April 2010

KARATERISTIK SOSIAL ENTREPRENEUR


        Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur (Borstein, 2006, 1-4)
1.  Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
2.   Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur, konsultan manajemen, pekerja sosial, guru dan wartawan.
3.  Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya, menyukai tantangan, punya daya tahan tinggi, orang-orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu
4.     Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus memperbaiki, memperkuat, dan memperluas cita-cita.
5.  Orang yang memajukan perubahan sistemik : bagaimana mereka mengubah pola perilaku dan pemahaman.
6.      Pemecah masalah paling kreatif.
7.   Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya yang jauh lebih sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus sangat inovatif dalam mengajukan pemecahan masalah.
8.    Orang-orang yang tidak bisa diam, yang ingin memecahkan masalah-masalah yang telah gagal ditangani oleh pranata (negara dan mekanisme pasar) yang ada.
9.   Mereka melampaui format-format lama (struktur mapan) dan terdorong untuk menemukan bentuk-bentuk baru organisasi. 
10.     Mereka lebih bebas dan independen, lebih efektif dan memilih keterlibatan yang lebih produktif.

Emerson (dalam Nicholls 2006, 12) juga mendefinisikan tipe dari pelaku social entrepreneurship, yakni :
1.  Civic innovator (Inovator dari kalangan sipil)
2. Founder of a revenue generating social enterprise (Pendiri social enterprise yang mampu meningkatkan penerimaan)
3.  Launcher of a related revenue generating activity to create a surplus to support social vision (Para aktor yang melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan penerimaan yang menciptakan surplus untuk mendukung visi sosial).

   Kewirausahaan sosial dapat dilihat dari dua elemen (Nicholls, 2006, 13), yakni:
1.    Fokus pada misi sosial, yang tercermin dalam konteks dan output dari tindakan menurut komponen nilai sosial.
2.    Proses operational, yaitu pendekatan untuk melakukan tindakan dengan komponen entrepreneurial

Beberapa contoh misi sosial dari usaha sosial entrepreneurship yang juga menjadi catatan Smallbone et al. (dalam Nicholls, 2006 : 14) :
1.     To provide goods and services which the market or public sector is either unwilling or unable to provide (untuk menyediakan barang dan jasa yang ada di pasaran atau di sektor publik yang ketersediaannya terbatas atau tidak tersedia)
2.     To develop skills (Untuk mengembangkan kemampuan) 
3.     To create employment (Untuk menciptakan lapangan pekerjaan) 
4.     To foster pathways to integrate socially excluded people (Untuk membantu membukakan akses bagi orang-orang yang terekslusi secara sosial)

Misi Sosial menurut Borstein (Nicholls, 2006, 14) :
1.   Poverty alleviation through empowerment, for example the microfinance movement (Mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan misalnya dengan gerakan kredit mikro)
2.  Health care, ranging from small-scale support for the mentally ill ‘in the community’ to larger-scale ventures tackling the HIV/AIDS pandemic (Pelayanan kesehatan, mulai dari skala kecil yang memberikan dukungan pada orang yang terkena gangguan mental dalam suatu komunitas hingga pada skala yang lebih luas seperti mengatasi pandemic HIV/AIDS)
3. Education and training, such as widening participation and the democratization of knowledge transfer (Pendidikan dan pelatihan, seperti memperluas partisipasi dan demrokratisasi transfer pengetahuan)
4. Environmental preservation and sustainable development, such as ‘green’ energy projects (Pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan seperti proyek ‘green energy’).
5. Community regeneration, such as housing associations (Regenerasi komunitas semisal ‘housing associations’)
6.    Welfare projects, such as employment for the unemployed or homeless and drug and alcohol abuse projects (Proyek kesejahteraan seperti menciptakan pekerjaan bagi pengangguran atau gelandangan, dan juga proyek penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol)
7. Advocacy and campaigning, such as Fair Trade and human rights promotion (Advokasi dan kampanye seperti Fair Trade dan promosi hak asasi manusia).

Berdasarkan karakteristik operasional dari social entreprneurship, Alvord, Brown dan Letts (Nicholls, 2006, 20) menjelaskan bahwa social entrepreneuship dapat dikarakteristikan menjadi 3 tipe inovasi, yakni :
1. Transformasional
Membangun kapasitas lokal yang pendekatannya dengan mengubah norma-norma, peran dan harapan lokal yang ada yang ditransformasikan dalam konteks budaya setempat bagi kehidupan yang lebih baik.
2. Ekonomi
Mengembangkan suatu ‘paket’ untuk memecahkan masalah-masalah yang pendekatannya dengan menyediakan alat-alat dan sumber daya untuk meningkatkan produktivitas dan mentransformasikan pola ekonomi seperti Grameen Bank.
3. Politik
Membangun gerakan sosial untuk melawan kekuasaan yang pendekatannya dilakukan dengan cara meningkatkan suara rakyat yang marjinal untuk meningkatkan pengaruh politik mereka.
Konteks kewirausahaan mengidentifikasi faktor-faktor sosial yang menentukandan mempertahankan kemiskinan, marginalisasi dan eksklusi. Pemahaman masalah sosial berbeda di seluruh dunia dan dengan demikian, pendekatan yang diambil dalam rangka untuk menemukan solusi yang berkelanjutan perlu mempertimbangkan situasi kontekstual yang berbeda seperti kondisi geografi, pengaturan tata ruang, budaya, politik dan ekonomi.


RUJUKAN

  1. A.B. Susanto. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta : The Jakarta Consulting Group, hal. 54
  2. Braun, Karen. Social Entrepreneurship: Perspectives on an Academic Discipline. Theory in Action, Vol. 2, No. 2, April 2009. Hal. 34
  3. Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  4. Hendrik Budi Untung. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta : Sinar Grafika. hlm. 23
  5. Jerry Z. Muller 2002. The Mind and The Market. Alfred A. Knopf: New York. Page. 78
  6. John Elkington & Pamela Hartigan, 2009. The Power of Unreasonable People: How Social Entrepreneurs Create Markets That Change the World. Chapter 1: Creating Successful Business Models. USA: Harvard business school press. page. 76
  7. Karen Braun, Social Entrepreneurship: Perspectives on an Academic Discipline. Theory in Action, Vol. 2, No. 2, April 2009. Hlm. 75.
  8. Matin, Roger L. & Sally Osberg. 2007. Social Entrepreneurship: The Case for Definition. Leland Stanford Jr. University
  9. Miller, D.and Friesen, P. H, 1983, Strategy-making and Environment: the third link, Strategi Management Journal, Vol.4.
  10. Peter Drucker, 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles. New York: William Heinemann Ltd. hlm. 67
  11. Peter Drucker, 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles. New York: William Heinemann Ltd. hlm. 67
  12. Puspowarsito. AH, 2006, Hubungan Antara Keusahawanan Serikat dengan Prestasi Serikat : Campuran Pemasaran dan Perserikatan Bisnis Sebagai Moderator, Disertasi, Universitas Sains Malaysia (USM).
  13. Roger, Martin L., Sally, Osberg (2007) Social Entrepreneurship: The Case for Definition, Leland Stanford Jr. University: 35
  14. Roger.L . Martin & Sally Osberg. Social Entrepreneurship: The Case For Definition. 2007. Stanford Social Innovation Review. Jr,University.page 3-4
  15. Shane, S & Venkataraman, S, 2000, The Promise of Entrepreneurship as a Fild of Research, Academic Management Review, Vol.25.
  16. Stoner, A.F, James, et. Al, 2004, Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa: Alexander Sindoro, Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.
  17. Vasudha Vasakaria. A Study on Social Entrepreneurship and the Characteristics of Social Entrepreneur, The Icfaian Journal of Management Research, Vol. VII, No. 4, 2008. Hlm. 35
  18. Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : In-Trans Publishing.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL TERKAIT