Penjualan
merupakan sumber hidup suatu perusahaan,
karena dari penjualan
dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk
mengetahui daya tarik mereka sehingga
dapat
mengetahui hasil produk yang dihasikan.
Sebenarnya
definisi penjualan cukup luas, beberapa ahli menyebutkan sebagai ilmu dan beberapa
yang lain menyebutkannya sebagai seni.
Penjualan
adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk
mengajak orang agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.
Penjualan
adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha
pemuasan kebutuhandan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang
menghasilkanlaba.
(Marwan, 2000:15).
Penjualan
adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan
jasa diperlukan orang-orang
yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksanaan dagang,agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
(Winardi, 2002:24).
Penjualan
adalah jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagangan yang
diserahkan dan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. (Soemarso,
2004:21).
Dengan adanya
penjualan, terciptanya proses pertukaran barang dan jasa antara penjual dan
pembeli. Agar pertukaran barang dan jasa tercipta sesuai dengan tujuan yang
diharapkan perusahaan, maka pelaksanaan penjualan harus terkoordinir dengan
baik dan harus dimanajemen dengan baik. Manajemen penjualan ada yang mengartikan sebagai seni atau merupakan seni
untuk mencapai terciptanya proses pertukaran barang dan jasa.
Berdasarkan
pembahasan definisi di atas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa penjualan
merupakan tujuan utama perusahaan,
dengan pengertian bahwa yang dimaksud penjualan adalah pengalihan hak
kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual kepada pembeli yang
disertai dengan penyerahan imbalan atau pembelian dari pihak penerima barang
atau jasa kepada pihak penjual sebagai timbal balik atas penyerahan barang atau jasa tersebut. Dan menurut
aktivitasnya penjualan dibagi menjadi dua, yaitu penjualan tunai dan penjualan
kredit.
Tingkat penjualan dapat
dijabarkan sebagai umpan balik dari
kegiatan pemasaran yang
dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan
mempunyai
pengertian yang bermacam-macam tergantung pada
lingkup
permasalahan yang sedang
dibahas. Penjualan dalam
lingkup
kegiatan, sering disalah
artikan dengan pengertian
pemasaran.
Penjualan dalam lingkup ini lebih berarti tindakan menjual barang atau jasa. Kegiatan pemasaran adalah
penjualan dalam lingkup
hasil atau pendapatan berarti penilaian atas
penjualan nyata
perusahaan dalam suatu periode.
Permintaan
pasar dapat diukur dengan
menggunakan tingkat fisik maupun
tingkat rupiah,
pengukuran tingkat penjualan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit produk yang terjual dan
didasarkan pada nilai produk
yang terjual (omzet penjualan). (Swastha dan
Irawan, 2001:22).
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
penjualan antara lain:
(Swastha dan
Irawan, 2001:30)
a. Kualitas Barang
Turunnya mutu
barang dapat mempengaruhi tingkat
penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan
dapat merasakan
kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik.
b. Selera Konsumen
Selera konsumen
tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiapsaat, bilamana selera konsumen
terhadap barang-barang yang
kita perjualkan
berubah maka tingkat penjualan akan
menurun.
c. Servis Konsumen
Servis terhadap
pelanggan merupakan faktor penting dalam
usaha
memperlancar penjualan terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang
baik terhadap para pelanggan sehingga dapat meningkatkan tingkat
penjualan.
d. Persaingan Menurunkan Harga Jual
Potongan harga
dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan
dan keuntungan
perasahaan dapat ditingkatkan dari
sebelumnya.
Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada
pihak tertentu
dengan syarat-syarat tertentu pula.
Selain hal diatas, faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan penjualan
dalam praktek,
kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 2001:26)
a. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi
jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atasbarang dan jasa itu
pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjualsebagai pihak pertama dan
pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjualharus dapat menyakinkan kepada
pembelinya agar dapat berhasilmencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk
maksud tersebutpenjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat
berkaitan,yakni:
1.
Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
2.
Harga produk.
3.
Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran,
pelayanan sesudah
penjualan, garansi dan sebagainya.
b. Kondisi Pasar
Pasar, sebagai
kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalampenjualan, dapat pula
mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang
perlu di perhatikan adalah:
1.
Jenis pasarnya
2.
Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
3.
Daya belinya
4.
Frekuensi pembelian
5.
Keinginan dan kebutuhan
c. Modal
Akan lebih
sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau
apabila lokasi pembeli jauh dari
tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat
pembeli. Untuk melaksanakan
maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam
perusahaan maupun di luar
perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal
yang diperlukan untuk itu.
d. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar,
biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian
penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.
e. Faktor lain
Faktor-faktor lain,
seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi
penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak
sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat
dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil,
kegiatan ini lebih jarang dilakukan. Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu
prinsip bahwa "paling penting membuat barang yang baik". Bilamana
prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli
lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus
dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau
dengan cara promosi lainnya.
RUJUKAN
- Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
- Alma, Buchari,Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung, 2002.
- Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta, 2006.
- Basu Swastha dan Irawan,Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 2001.
- Koeswara, Sony, Pemasaran Industri, Djambatan, Jakarta, 2000.
- Lubis, Arlina,Peranan Saluran Distribusi Dalam Pemasaran Produk Dan Jasa, FE-USU, Sumatera Utara, 2004.
- Marwan, Anggaran Perusahaan, BPFI, Yogyakarta, 2000.
- Nasution,Manajemen Transportasi, Galhalia Indonesia, Jakarta, 2004.
- Riduwan, Sunarto,Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis, Alfabeta,Bandung, 2009.
- Salim, Abbas,Manajemen Transpotasi, Garsindo Persada, Jakarta, 2001.
- Soemarso, Akuntansi Sebagai Pengantar, Salemba Empat,Jakarta, 2004.
- Soetisna, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka, Bandung, 2000.
- Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.