Penggunaan insentif
keuangan yang dibayarkan kepada pekerja yang produksinya melebihi standar yang
ditetapkan sebelumnya, bukanlah hal yang baru lagi.Pemberian insentif kepada
karyawan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja agar karyawan memiliki
semangat yang tinggi dalam bekerja.
Pemberian insentif
kepada karyawan didasarkan kepada seberapa besar pengorban yang telah diberikan
kepada perusahaan sesuai dengan tingkat jabatannya masing-masing.Beberapa
pengertian insentif menurut beberapa ahli :
Menurut Frederick W. Taylor (1998 : 35) ”Imbalan keuangan
yang diberikan karyawan yang produksinya melebihi standar produksinya melebihi
standar sebelumnya.”
Menurut Hendry Fayol (1998 : 75) “Pemberian imbalan yang
bersifat tradisional kepada para pegawai atau karyawan atas dasar kontribusi
yang telah diberikannya kepada organisasi atau perusahaan.”
Menurut William. E Lugich (1996 : 121) “Penghargaan berupa
tambahan pendapatan tertentu atau dalam bentuk lainnya yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan atau kelompok kerja pegawai atas performance atau
kinerjanya.”
Dari berbagai pengertian diatas maka dapatlah diambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan insentif adalah pemberian imbalan kepada
karyawan perusahaan dalam kontribusi dana yang diberikan oleh manajemen perusahaan
sebagai balas jasa atas usaha yang dilakukan oleh karyawan untuk meningkatkan
produktivitas.
Tujuan Insentif
Tujuan Perusahaan
memberikan insentif kepada karyawan menurut Hendry Fayol (1998 : 80) yaitu :
a. Untuk mendapatkan karyawan yang qualified.
Dengan diberikannya
insentif kepada karyawan diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas karyawan
dalam bekerja sehinga akan terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.
b. Mempertahankan keberadaan pegawai pada perusahaan.
Dengan diberikannya
insentif kepada karyawan diharapkan dapat mempertahankan keberadaan pegawai
perusahaan agar tetap berada di perusahaan tersebut.
c. Memenuhi kebutuhan hukum yang berlaku.
Pemberian insentif
yang diberikan kepada karyawan juga bertujuan untuk memenuhi kebijakan
pemerintah atas peraturan mengenai upah, untuk itu perusahaan juga harus
memberikan tingkat insentif kepada karyawan sesuai dengan kebijakan pemerintah
yang berlaku.
Metode Pemberian Insentif
Pemberian insentif
didasarkan pada derajat berat ringannya tugas yang diberikan kepada karyawan.
Karyawan yang sama dengan job yang sama atau yang serupa dapat diberikan
insentif yang sama pula, demikian pula sebaliknya pegawai yang mengemban tugas
lebih berat atau kontribusinya lebih besar akan mendapatkan insentif yang lebih
besar pula, adapun system pemberian insentif menurut William E. Lugic (1996 :
125) dilakukan dengan berbagai cara :
1. Didasarkan pada jumlah output baik harian maupun mingguan.
2. Berdasarkan target produksi.
3. Pemberian kenaikan gaji berdasarkan evaluasi kinerjanya.
4. Pemberian tunjangan keahlian (skill dan knowledge)
5. Pemberian penghargaan yang tidak
berupa uang yaitu berupa sertifikat, piagam dan liburan ke luar negeri.
6. Insentif untuk para eksekutif
diberikan dengan pertimbangan pencapaian hasil, kerja jangka pendek maupun
kinerja jangka panjang berupa bonus, tabungan pensiunan dan kesempatan memiliki
saham perusahaan.
Proses Pemberian Insentif
Ada beberapa proses
yang harus dilalui dalam proses pemberian insentif menurut Frederick W. Taylor (1998 : 35) yaitu
:
1. Tahap pertama, adalah
mengevaluasi dan menganalisa setiap job dengan menggunakan informasi yang diperoleh pada
saat penyusunan job analisis agar manajemen yakin menerapkan azaz keadilan dan
keseimbangan dalam pemberian insentif.
2. Tahap kedua, mengadakan survey
atau penelitian keluar perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang pengupahan yang berlaku dipraktekkan diperusahaan lain atau dipasarkan
tenaga kerja.
3. Tahap ketiga, menetapkan kisaran
berasarnya insentif sesuai dengan job levelnya atau tingkat kontribusinya
terhadap perusahaan untuk menentukan range tersebut, manajemen dapat berpedoman
pada insentif yang berlaku didalam perusahaan maupun yang berada diluar
perusahaan.
Pengertian Produktivitas
Secara sederhana
produktivitas adalah rasio antar keluaran (output) yang dihasilkan dengan
beberapa masukan (input) sebagai upaya dalam menghasilkan keluaran.
Produktivitas mengandung dua unsur pengertian yaitu :
1. Mengupayakan peningkatan
semaksimal mungkin manfaat dari output yang dihasilkan.
2. Melihat peningkatan effesiensi
pemakaian input dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Beberapa pengertian
produktivitas menurut beberapa ahli :
Menurut Alex Z.A.(1998 : 32) “Produktivitas tenaga kerja merupakan
kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu baik barang atau jasa dalam
batasan periode tertentu.”
Beberapa pengertian
produktivitas kerja yang dikemukakan oleh Husni (1997 : 2) sebagai berikut :
1. Menurut OECO (Organization For Ekonomic Cooperation and Development)
Produktivitas adalah
output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.
2. Menurut ILO (International Labor Organization)
Elemen-elemen produksi
dengan produk yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. Elemen-elemen
produksi tersebut berupa tanah, kapital, buruh dan modal.
Dari berbagai pengertian produktivitas kerja diatas dapat
disimpulkan bahwa produktivitas kerja menggambarkan peningkatan antara kegunaan
dari hasil yang dicapai (efektivitas) dengan peningkatan mutu pekerjaan pada
periode tertentu.
RUJUKAN
- Achmad Zanbar Soleh, 2005, Ilmu Statistika, Bandung.
- Andrew F Sakula, 1995, The Management Of Human Resources, Jhon Wiley And Son’s, Inc, New York.
- Edwin B. Flippo, 1998, Manajemen Personalia, Terjemahan Moh. Masud, Jilid VI, Erlangga, Jakarta.
- Gary Dessler, 1999, Manajemen Personalia, (Terjemahan oleh Mas’ud), Edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
- Gauzali Saydam, 1996, Manejemen Sumber Daya Manusia, Djambatan, Jakarta.
- Hani Handoko, T, 1995, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Liberty, Yogyakarta.
- Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta.
- Husni, 1997, Analisis Jabatan Kaitannya Dengan Produktivitas, Bina Management LPPM, Bandung.
- M. Manulang, 1997. Manajemen Personalia, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
- Payaman, J. Simanjuntak, 1996, Produktivitas Tenaga Kerja, Pengertian dan Ruang Lingkupnya Prosma.
- Stoner, James A.F, 1996, Management, Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Edisi Kedua (Revisi), Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.