Ads 468x60px

.

Thursday, 26 November 2009

PENGERTIAN INSENTIF


           Penggunaan insentif keuangan yang dibayarkan kepada pekerja yang produksinya melebihi standar yang ditetapkan sebelumnya, bukanlah hal yang baru lagi.Pemberian insentif kepada karyawan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja agar karyawan memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja.
       Pemberian insentif kepada karyawan didasarkan kepada seberapa besar pengorban yang telah diberikan kepada perusahaan sesuai dengan tingkat jabatannya masing-masing.Beberapa pengertian insentif menurut beberapa ahli :
Menurut Frederick W. Taylor (1998 : 35) ”Imbalan keuangan yang diberikan karyawan yang produksinya melebihi standar produksinya melebihi standar sebelumnya.”
Menurut Hendry Fayol (1998 : 75) “Pemberian imbalan yang bersifat tradisional kepada para pegawai atau karyawan atas dasar kontribusi yang telah diberikannya kepada organisasi atau perusahaan.”
Menurut William. E Lugich (1996 : 121) “Penghargaan berupa tambahan pendapatan tertentu atau dalam bentuk lainnya yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau kelompok kerja pegawai atas performance atau kinerjanya.”
Dari berbagai pengertian diatas maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan insentif adalah pemberian imbalan kepada karyawan perusahaan dalam kontribusi dana yang diberikan oleh manajemen perusahaan sebagai balas jasa atas usaha yang dilakukan oleh karyawan untuk meningkatkan produktivitas.
Tujuan Insentif
            Tujuan Perusahaan memberikan insentif kepada karyawan menurut Hendry Fayol (1998 : 80) yaitu :
a. Untuk mendapatkan karyawan yang qualified.
       Dengan diberikannya insentif kepada karyawan diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas karyawan dalam bekerja sehinga akan terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.
b. Mempertahankan keberadaan pegawai pada perusahaan.
      Dengan diberikannya insentif kepada karyawan diharapkan dapat mempertahankan keberadaan pegawai perusahaan agar tetap berada di perusahaan tersebut.
c. Memenuhi kebutuhan hukum yang berlaku.
    Pemberian insentif yang diberikan kepada karyawan juga bertujuan untuk memenuhi kebijakan pemerintah atas peraturan mengenai upah, untuk itu perusahaan juga harus memberikan tingkat insentif kepada karyawan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang berlaku.
Metode Pemberian Insentif
            Pemberian insentif didasarkan pada derajat berat ringannya tugas yang diberikan kepada karyawan. Karyawan yang sama dengan job yang sama atau yang serupa dapat diberikan insentif yang sama pula, demikian pula sebaliknya pegawai yang mengemban tugas lebih berat atau kontribusinya lebih besar akan mendapatkan insentif yang lebih besar pula, adapun system pemberian insentif menurut William E. Lugic (1996 : 125)  dilakukan dengan berbagai cara :
1. Didasarkan pada jumlah output baik harian maupun mingguan.
2. Berdasarkan target produksi.
3. Pemberian kenaikan gaji berdasarkan evaluasi kinerjanya.
4. Pemberian tunjangan keahlian (skill dan knowledge)
5. Pemberian penghargaan yang tidak berupa uang yaitu berupa sertifikat, piagam dan liburan ke luar negeri.
6. Insentif untuk para eksekutif diberikan dengan pertimbangan pencapaian hasil, kerja jangka pendek maupun kinerja jangka panjang berupa bonus, tabungan pensiunan dan kesempatan memiliki saham perusahaan.
Proses Pemberian Insentif
        Ada beberapa proses yang harus dilalui dalam proses pemberian insentif  menurut Frederick W. Taylor (1998 : 35) yaitu :
1. Tahap pertama, adalah mengevaluasi dan menganalisa setiap job dengan menggunakan informasi yang diperoleh pada saat penyusunan job analisis agar manajemen yakin menerapkan azaz keadilan dan keseimbangan dalam pemberian insentif.
2. Tahap kedua, mengadakan survey atau penelitian keluar perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pengupahan yang berlaku dipraktekkan diperusahaan lain atau dipasarkan tenaga kerja.
3. Tahap ketiga, menetapkan kisaran berasarnya insentif sesuai dengan job levelnya atau tingkat kontribusinya terhadap perusahaan untuk menentukan range tersebut, manajemen dapat berpedoman pada insentif yang berlaku didalam perusahaan maupun yang berada diluar perusahaan.
Pengertian Produktivitas
        Secara sederhana produktivitas adalah rasio antar keluaran (output) yang dihasilkan dengan beberapa masukan (input) sebagai upaya dalam menghasilkan keluaran. Produktivitas mengandung dua unsur pengertian yaitu :
1. Mengupayakan peningkatan semaksimal mungkin manfaat dari output yang dihasilkan.
2. Melihat peningkatan effesiensi pemakaian input dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
         Beberapa pengertian produktivitas menurut beberapa ahli :
Menurut Alex Z.A.(1998 : 32) “Produktivitas tenaga kerja merupakan kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu baik barang atau jasa dalam batasan periode tertentu.”
            Beberapa pengertian produktivitas kerja yang dikemukakan oleh Husni (1997 : 2) sebagai berikut :
1. Menurut OECO (Organization For Ekonomic Cooperation and Development)
            Produktivitas adalah output dibagi dengan elemen produksi yang dimanfaatkan.
2. Menurut ILO (International Labor Organization)
       Elemen-elemen produksi dengan produk yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas. Elemen-elemen produksi tersebut berupa tanah, kapital, buruh dan modal.
Dari berbagai pengertian produktivitas kerja diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja menggambarkan peningkatan antara kegunaan dari hasil yang dicapai (efektivitas) dengan peningkatan mutu pekerjaan pada periode tertentu.

RUJUKAN
  1. Achmad Zanbar Soleh, 2005, Ilmu Statistika, Bandung.
  2. Andrew F Sakula, 1995, The Management Of Human Resources, Jhon Wiley And Son’s, Inc, New York.
  3. Edwin B. Flippo, 1998, Manajemen Personalia, Terjemahan Moh. Masud, Jilid VI, Erlangga, Jakarta.
  4. Gary Dessler, 1999, Manajemen Personalia, (Terjemahan oleh Mas’ud), Edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
  5. Gauzali Saydam, 1996, Manejemen Sumber Daya Manusia, Djambatan, Jakarta.
  6. Hani Handoko, T, 1995, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Liberty, Yogyakarta.
  7. Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta.
  8. Husni, 1997, Analisis Jabatan Kaitannya Dengan Produktivitas, Bina Management LPPM, Bandung.
  9. M. Manulang, 1997. Manajemen Personalia, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
  10. Payaman, J. Simanjuntak, 1996, Produktivitas Tenaga Kerja,  Pengertian dan Ruang Lingkupnya Prosma. 
  11. Stoner, James A.F, 1996, Management, Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Edisi Kedua (Revisi), Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL TERKAIT