Leverage
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang atau kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang dalam
sebuah perusahaan (Supriyati dan Rolinda, 2007). Leverage mengacu pada
seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aktiva
perusahaan ( Hilmi dan Ali, 2008). Leverage keuangan dapat diartikan
sebagai penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali, 2008).
Semakin
tinggi tingkat leverage suatu perusahaan maka menunjukkan bahwa tingkat
hutang perusahaan tersebut tinggi selain itu juga menunjukkan bahwa semakin
besar tingkat risiko keuangan yang akan dialami oleh kreditur maupun pemegang
saham. Semakin besarnya tingkat leverage suatu perusahaan maka
perusahaan tersebut akan cenderung mendapatkan tekanan untuk menyediakan
laporan keuangan secepatnya bagi pihak kreditor (Supriyati dan Rolinda, 2007).
Selain itu perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan (financial distres),
kesulitan keuangan merupakan berita buruk bagi perusahaan dan perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan akan cenderung tidak tepat waktu dalam
menyampaikan laporan keuangannya bila dibandingkan dengan perusahaan yang
tingkat leveragenya rendah (Hilmi dan Ali, 2008).
RUJUKAN
- Aloysia dan Yuliana. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.16, No.2, h. 135-146.
- Baridwan, Zaki, 1992. Intermediate Accounting. Edisi 7. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE.
- Bandi dan Hananto, Tri, Santoso. 2000. Ketepatan Waktu atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi II Ikatan Akuntan Indonesia, h66-75.
- Ghozali, I. dan Chariri, A. 2001, Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
- Hendriksen, Eldon S. 1982. Accounting Theory.USA : Richard D Irwin Inc.
- Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
- Hartono. 2005. Hubungan Teori Signalling Dengan Underpricing Saham Perdana di BUrsa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen: pp 35-48.
- Hilmi, Utari. dan Ali, Syaiful. 2008.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan . Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia. h.1-22.
- Ikatan Akuntan Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Made Gede Wirakusuma. 2004.” Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajain Laporan Keuangan ke Publik ( Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perushaan – Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta )”. Simposium Nasional Akuntansi VII.( Desember ) : pp 1202 – 1222
- Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. Salemba Empat. Jakarta.
- Qomariyah, Suparno, Rahmawati. 2007. ”Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10, No.3, h.68-85
- Raharja, Budi. 2001. Akuntansi dan Keuangan Untuk Manajer Nonkeuangan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi.
- Rahmat ,Saleh dan Susilowaty. 2004. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Jurnal Bisnis Strategi, h. 66-80.
- Santoso, Singgih, 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan keempat, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, Gramedia.
- Sartono Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
- Srimindarti Ceacilia. 2008. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Fokus Ekonomi, Vol. 7, No.1, h.15-21
- Supriyati dan Rolinda, Yuliasri.2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi audit Delay, Vol.10, No.3, h.109-121
- Weston, F. dan E. Bringham.1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.