Ads 468x60px

.

Thursday 17 November 2011

TEORI PRODUKSI


Secara umum, istilah “produksi” diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa, karena istilah “komoditi” memang mengacu pada barang dan jasa. Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya (Miller dan Meiners, 2000:251).
Sedangkan Dominic Salvatore (1997) mendefinisikan fungsi produksi untuk setiap komoditi adalah suatu persamaan, tabel atau grafik yang menunjukkan jumlah (maksimum) komoditi yang dapat diproduksi per unit waktu setiap kombinasi input alternatif bila menggunakan teknik produksi terbaik yang tersedia.

Fungsi Produksi
Perkembangan atau pertambahan produksi dalam kegiatan ekonomi tidak lepas dari peranan faktor-faktor produksi atau input. Untuk menaikkan jumlah output yang diproduksi dalam perekonomian dengan faktor-faktor produksi, para ahli teori pertumbuhan neoklasik menggunakan konsep produksi (Dernberg, 1992; Dornbusch dan Fischer, 1997). Menurut Soedarsono (1998), fungsi produksi adalah hubungan teknis yang menghubungkan antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output).
Disebut faktor produksi karena bersifat mutlak, supaya produksi dapat dijalankan untuk menghasilkan produk. Suatu fungsi produksi yang efisien secara teknis dalam arti menggunakan kuantitas bahan mentah yang minimal, tenaga kerja minimal, dan barang-barang modal lain yang minimal.
Secara matematika, bentuk persamaan fungsi produksi adalah sebagai berikut:
Y = Af (K,L)
Dimana A adalah teknologi atau indeks perubahan teknik, K adalah input kapasitas atau modal, dan L adalah input tenaga kerja (Dernberg, 1992; Dornbusch dan Fischer, 1997). Karakteristik dari fungsi produksi tersebut menurut Dernberg (1992) adalah sebagai berikut:
a. Produksi mengikuti pendapatan pada skala yang konstan (Constant Return to Scale), artinya apabila input digandakan maka output akan berlipat dua kali.
b. Produksi marjinal, dari masing-masing input atau faktor produksi bersifat positif tetapi menurun dengan ditambahkannya satu faktor produksi pada faktor lainnya yang tetap atau dengan kata lain tunduk pada hukum hasil yang menurun (The Law of Diminishing Return).
Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang dapat ditunjukan melalui hubungan antar kurva TPP (Total Physical Product) atau kurva TP (Total Produk), kurva MPP (Marginal Physical Product) atau Marjinal Produk (MP), dan kurva APP (Average Physical Product) atau produk rata-rata dalam grafik fungsi produksi (Miller dan Meiners, 2000).
Grafik pada fungsi produksi terbagi pada tiga tahapan produksi yang lazim disebut Three Stages of Production. Tahap pertama, kurva APP dan kurva MPP terus meningkat. Makin banyak penggunaan faktor produksi, maka semakin tinggi produksi rata-ratanya. Tahap ini disebut tahap tidak rasional, karena jika penggunaan faktor produksi ditambah, maka penambahan output total yang dihasilkan akan lebih besar dari penambahan faktor produksi itu sendiri.
Tahap kedua adalah tahap rasional atau fase ekonomis, dimana berlaku hukum kenaikan hasil yang berkurang. Dalam tahap ini terjadi perpotongan antara kurva MPP dengan kurva APP pada saat APP mencapai titik optimal. Pada tahap ini masih dapat meningkatkan output, walaupun dengan presentase kenaikan yang sama atau lebih kecil dari kenaikan jumlah faktor produksi yang digunakan.
Tahap ketiga disebut daerah tidak rasional, karena apabila penambahan faktor produksi diteruskan, maka produktivitas faktor produksi akan menjadi nol (0) bahkan negatif. Dengan demikian, penambahan faktor produksi justru akan menurunkan hasil produksi.

RUJUKAN
  1. Dernberg, Thomas F, 1992, Konsep Teori dan Kebijakan Makroekonomi, penerjemah Karyaman Muchtar, Erlangga, Jakarta
  2. Dornbusch, Rudiger Dan Stanley Fischer, 1997, Makro Ekonomi, penerjemah Julius A. Mulyadi, Erlangga, Jakarta.
  3. Miller, Roger LeRoy dan Roger E. Meiners, 2000, Teori Mikro Ekonomi Intermediate, penerjemah Haris Munandar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  4. Dominic Salvatore, 1997, Teori Ekonomi Mikro, penerjemah Rudi Sitompul, Erlangga, Jakarta.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

ARTIKEL TERKAIT